Sabtu 20 Sep 2014 15:47 WIB

Isak Tangis Iringi Pemakaman Pilot Pesawat Latih yang Jatuh

Pesawat latih jatuh (ilustrasi)
Pesawat latih jatuh (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Isak tangis mengiringi pemakaman Harist Yondi Adzkarahman, korban kecelakaan pesawat latih milik Merpati Pilot School (MPS), di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu.

Saat mobil ambulans yang membawa jenazah tiba di TPU, sejumlah rekan satu sekolah almarhum langsung menyambut dan membawa keluar peti jenazah untuk dibawa menuju lokasi pemakaman.

Penghormatan terakhir kepada almarhum dilakukan oleh seluruh rekan sekolah bersama dengan instruktur pilot yang hadir dalam pemakaman tersebut.

General Manager Merpati Pilot School (MPS) Kapten Novi Isnurianto saat dikonfirmasi di lokasi pemakaman mengatakan bahwa korban dikenal sebagai sosok yang tangguh dan pantang menyerah.

"Bahkan tidak jarang korban ini sering memberikan motivasi kepada rekan-rekannya untuk selalu maju dalam melakukan tugas sekolahnya," katanya.

Secara nilai akademik, katanya, korban memiliki nilai yang cukup baik.

Menurut Kapten Novi, pesawat yang digunakan pada saat peristiwa nahas tersebut merupakan pesawat latih yang dibuat sekitar tahun 1980-an dengan jam terbang yang relatif masih sedikit.

"Pesawat itu tidak bisa dilihat dari lamanya tahun pembuatan tetapi lebih dilihat dari jam terbang pesawat itu, apalagi pesawat yang digunakan itu memiliki jam terbang relatif masih sedikit," katanya.

Ia menuturkan sesaat sebelum kecelakaan terjadi, pesawat tersebut sudah beberapa kali digunakan oleh siswa yang lain untuk melakukan penerbangan solo.

"Sesuai dengan dengan silabus pendidikan kami, seorang pilot yang ingin mengemudikan pesawat komersial harus melakukan terbang solo minimal 20 jam dari total 50 jam terbang," katanya.

Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil laporan dari Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi yang sekarang ini sudah berada di lokasi tempat terjatuhnya pesawat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement