Kamis 18 Sep 2014 22:34 WIB

Angka Kematian Bayi Karena Diare Masih Tinggi

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Indira Rezkisari
Penyakit diare (ilustrasi).
Foto: xamthon.net
Penyakit diare (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Jumlah angka kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Mengutip data yang dilansir UNICEF kata Waila Wisnu, dari PT Unilever Indonesia, pada 2012 angka kematian bayi di Indonesia mencapai 152.000 orang dan dua per tiganya karena diare.

"Angka itu cukup tinggi. Artinya ada 17 balita meninggal tiap jamnya dan penyebab terbesarnya karena diare," kata Waila.

Hal itu dikemukakan Waila di Mataram, NTB, Kamis (18/9), pada acara pembukaan pelatihan bagi pelatih (TOT) Gerakan 21 Hari Cuci Tangan Pakai Sabun. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara PT Unilever Indonesia dengan TP PKK Pusat, yang secara berkesainambungan dilaksanakan pula di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Waila mengatakan, mencuci tangan pakai sabun sangat penting untuk mencegah penularan diare. Begitu juga, kebiasaan ini diperlukan bagi ibu-ibu yang mengurus anak-anak atau bayinya. karena kebersihan tangan ibu menentukan kesehatan anaknya. "Mencuci tangan sebenarnya pekerjaan mudah, namun seringkali diabaikan," kata Waila.

Kegiatan TOT Gerakan 21 Hari Cuci Tangan Pakai Sabun diikuti sebanyak 150 guru Pembina UKS Sekolah Dasar dari Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kota  Mataram. Kegiatan berlangsung di Pendopo Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dalam sambutannya, Plt Ketua Tim Penggerak PKK NTB, Hj  Syamsiah M  Amin mengatakan, kegiatan pelatihan itu untuk membiasakan orang tua mencuci tangannya dengan sabun. Kebiasaan orang tua dalam mencucui tangannya kata Syamsiah, akan dijadikan contoh oleh anak-anaknya. Melalui pendidikan yang diberikan oleh para guru di sekolah, akan menjadi pelajaran berharga bagi para murid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement