REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Yusuf Budi Arieanto mengatakan pihaknya akan membangun jalur drainase di situs megalitik Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, guna menghindari erosi.
"Kami memelihara dan merawat situs secara fisik dengan membangun drainase saluran air, perkuatan lereng, dan jalan setapak untuk pengunjung," katanya di Situs Gunung Padang, Cianjur, Rabu.
Menurut Yusuf, pembangunan drainase untuk menghindari erosi lahan akibat air yang meluncur deras tanpa ada penahan.
Pembangunannya, kata doaia, rencananya akan dilakukan pada Oktober 2014 setelah pemenang lelang pembangunan terpilih.
"Tidak hanya drainase, yang jelas kami akan melakukan penataan lingkungan di Gunung Padang supaya tidak rusak oleh alam," kata Yusuf menambahkan.
Yusuf mengatakan pengerjaan drainase dan penataan lingkungan di situs megalitik itu rencananya selesai dalam dua bulan.
Jalan setapak yang dibangun, ujar Yusuf, dimaksudkan untuk mengatur arah pengunjung yang datang ke situs cagar budaya nasional tersebut.
"Jalan itu untuk menata jalan pengunjung agar tidak mengganggu kelestarian cagar budaya," kata Kepala BPCB.
Sebelumnya pada Agustus, pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan anggaran sebesar Rp3 miliar dari APBD 2014 untuk membebaskan lahan di Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur.
Balai Pelestarian Cagar Budaya menetapkan lahan yang dilestarikan seluas 29,1 hektare.
Situs megalitikum Gunung Padang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat.
Warga dapat mengunjungi situs tersebut dengan moda kereta listrik ke Stasiun Bogor dan dilanjutkan ke Stasiun Lampegan menggunakan kereta disel.
Dari Stasiun Lampegan, warga bisa menggunakan motor sewaan atau ojek ke pintu masuk Situs Gunung Padang.