REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Purwakarta akan melakukan antisipasi dini untuk menghadapi ancaman tanah longsor. Hal ini terkait dengan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa awal musim hujan akan jatuh pada Oktober hingga November.
Oleh karena itu, Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi memberikan himbauan kepada warga agar tidak menebang pohon untuk membantu proses penyerapan air hujan.
Dedi mengaku beberapa wilayah seperti Desa Cianting, Kecamatan Sukatani dan Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru sudah dipindahkan. Warga dari wilayah rawan longsor tersebut pun telah dibuatkan rumah baru.
"Penebangan hutan bisa dikatakan sudah mendekati nol. Ini seiring dengan kesejahteraan yang semakin meningkat," kata Dedi, Selasa (16/9).
Akan tetapi untuk Desa Pasir Angin, Kecamatan Darangdan ternyata ada masalah yang berbeda. Wilayah yang berada di Purwakarta bagian selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat itu masih rawan longsor. "Ini masalah, karena ada gunung yang gundul di kabupaten lain," kata Dedi.
Ia pun mengaku cukup kesulitan membuat kebijakan karena sumber masalah berada di luar teritori pemerintahannya. Akibat gunung yang gundul tersebut, beberapa wilayah di Purwakarta rawan terkena dampak longsor.
Dedi menyebut masalah penggundulan lahan di area perbatasan ini juga menjadi salah satu faktor penyebab kekeringan yang melanda wilayah kerjanya.
Dedi berharap ke depannya bisa segera berkoordinasi dengan pemerintahan setempat untuk mencari titik temu permasalahan ini.