REPUBLIKA.CO.ID, PEMALANG -- Meski aktivitas vulkanik Gunung Slamet tengah meningkat, namun warga yang tinggal di lereng gunung tertinggi di Jawa Tengah itu sama sekali tidak merasa takut. Mereka yakin tidak akan ada hal buruk yang akan menimpa warga yang tinggal di lereng Gunung Slamet.
"Namine mawon Gunung Slamet, nopo mawon tetep slamet (red: namanya saja gunung Slamet, apa saja tetap selamat)," kata Tajri (51) warga Dusun Sarangan, RT 15/RW 05 Desa Penager Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Ahad (14/9).
Menurutnya, lingkungan Dusun Sarangan hanya berjarak 7 kilometer dari puncak gunung Slamet. Saat aktivitas gunung setinggi 3.432 mdpl ini meningkat seluruh warganya telah diimbau untuk siap- siap mengungsi.
Namun puncak aktivitas itu hanya berlangsung dua hari, yang sempat ditandai dengan keluarnya cincin asap, beberapa waktu lalu.
"Namun dari dulu gunung Slamet ya seperti ini. Sehingga warganya tak merasa was- was yang berlebihan," ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Asikin (46), warga Desa Gambuhan. Menurutnya, warga di lingkungannya tidak merasa khawatir dengan aktivitas gunung Slamet. Bahkan sejak dua malam terakhir aktivitasnya cenderung menurun.
"Gunung Slamet ya begini, anget sebentar tapi mendatangkan banyak orang," ujar penjual kopi di Pos Pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan.