Ahad 14 Sep 2014 09:58 WIB

Wirda Hanim: "Penjaga" Batik Tanah Liek (II - Habis)

Rep: c75/ Red: Erdy Nasrul
Pagelaran fersitval batik tahun lalu di Banyuwangi
Foto: dok Humas Pemkab Banyuwangi
Pagelaran fersitval batik tahun lalu di Banyuwangi

REPUBLIKA.CO.ID, Pegiat batik, Wirda Hanim, mengatakan selama enam bulan pertama, dirinya melakukan proses memindahkan cara membuat batik di kertas. "Saya pindahin ke kertas selama 6 bulan saya modifikasi di Minangkabau. Saya modifikasi dengan motif lain," ungkapnya.

Ia menuturkan pernah juga diutus oleh pemerintah Sumatera Barat untuk mengikuti pelatihan di Yogyakarta dengan pematerinya adalah orang Jepang.

Baca Juga

Setelah memproduksi Batik Tanah Liek, menurutnya, ia menjual hasil karyanya tersebut kepada orang-orang yang merupakan kenalan istri Gubernur, Hasan Basri termasuk salahsatunya anak presiden pertama, Soeharto.

"Kalau ada tamu istri gubernur datang hotel, para pengrajin suka diminta datang ke hotel," ujarnya.

Ia menuturkan mulai sejak itu, banyak orang-orang yang mengenaikan pakaian khas Sumatera Barat, Batik Tanah Liek. "Mulai disana orang-orang pake batik Tanah Liek," ungkapnya.

Wirda mengatakan saat ini ia pun memproduksi batik printing dengan jumlah karyawan di tempat kerjanya yang mencapai 40 orang. Ia mengaku tidak memiliki kendala saat ini, namun lebih harus mengembangkan motif, trend dan teknik dalam membuat batik.

Menurutnya, pemasaran batik-batik miliknya dilakukan di Padang. Selain itu, banyak orang Jakarta yang membeli hasil karyanya. Ia pun menjual batik miliknya permeter dengan harga mulai Rp 250 ribu hingga mencapai Rp 2 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement