REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak ingin proses pengembalian fasilitas negara terhambat ketika pergantian kepemimpinan terjadi.
Salah satunya fasilitas mobil dinas. Ia memastikan mobil presiden dan wakil presiden akan diservis terlebih dulu sebelum dikembalikan kepada negara dan digunakan oleh presiden terpilih.
"Kendaraan saya dan wapres, akan kami serahkan saat itu juga (20 Oktober) setelah kita servis dulu dengan demikian tidak ada masalah apapun ketika digunakan pejabat baru," katanya akhir pekan lalu.
Ia pun meminta agar para menteri melakukan hal yang sama. Bukan hanya soal mobil dinas tapi juga rumah dinas. Ia mengaku tak ingin peristiwa hilang dan rusaknya barang-barang di rumah dinas terulang lagi.
Presiden SBY meminta agar para menteri meninggalkan rumah dinas paling lambat 20 Oktober. Sedangkan untuk mobil dinas diserahkan pada menteri baru setelah serah terima jabatan (sertijab). Misalnya Jokowi mengumumkan kabinet pada 20 Oktober dan sertijab menteri pada 21 Oktober. Maka penyerahan kendaraan pada pejabat baru bisa dilakukan pada hari itu.
"Untuk pejabat pemerintahan, termasuk saya dan wapres, agar semua fasilitas yang digunakan oleh pejabat pemerintahan dapat dikembalikan pada saat yang tepat, dengan administrasi dan serah terima yang baik. Agar menghindari fitnah. Dulu pernah dengar katanya kompleks menteri di widya chandra dan jalan denpasar jika dikembalikan ada yang hilang, macam-macam. Saya tidak ingin ada isu yang begitu lagi," katanya.