Jumat 12 Sep 2014 22:21 WIB

Trotoar Depok Antara Ada dan Tiada

Rep: c74/ Red: Erdy Nasrul
Sejumlah warga yang tergabung dalam Koalisi Pejalan Kaki melakukan pengecatan zebracross di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (5/9).   (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sejumlah warga yang tergabung dalam Koalisi Pejalan Kaki melakukan pengecatan zebracross di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (5/9). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Ruas jalan di Jalan Margonda terlihat tidak sepenuhnya tertutupi trotoar. Minimnya trotoar ini  membuat pejalan kaki harus berjibaku jika ingin melintas. Kondisi ini cukup membahayakan pejalan kaki, mengingat Jalan Raya Margonda cukup padat dilintasi kendaraan.

"Trotoar Depok antara ada dan Tiada," ujar Pengamat Kebijakan Publik Universitas Indonesia Lisman Manurung saat dihubungi Republika (12/9).

Lisman mengatakan trotoar di Jalan Margoda sudah sangat tidak layak. Kota Depok sebagai kota pendidikan harusnya menekanan Motoric Transportation.

Kota Depok banyak dihuni oleh mahasiswa. Sebagai kota mahasiswa Pemerintah Kota (Pemkot) Depok seharusnya menekankan transportasi jalan kaki.

Menurutnya uang jajan mahasiswa dapat dialokasikan pada kegiatan ekonomi yang dapat menumbuhkan pendapatan kota.

Aktivitas ekonomi mahasiswa saat ini banyak yang difokuskan untuk transportasi. Jika mahasiswa berjalan kaki aktivitas ekonomi tidak perlu dihabiskan untuk transportasi.

"Depok harus berkerja secara cerdas, tak perlu rumit-rumit," tambah Lisman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement