REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat tiga poin utama yang menjadi pembicaraan serius dalam pertemuan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) dengan tim transisi Jokowi.
Pertama, membicarakan mengenai pertemuan besar internasional yang akan dihadiri Presiden baru terpilih Joko Widodo tak lama setelah menjalani sumpah jabatan.
''Pertemuan Asean dan East Asean Summit, APEC, dan G 20,'' kata Menko Perekonomian, Chairul Tanjung dalam konferensi pers di Kemenkoperekonomian, Jakarta, Rabu (10/9) siang.
Seperti diketahui, lanjut dia, banyak permasalahan ekonomi dalam pertemuan-pertemuan tersebut. Tujuannya, agar persiapan untuk menghadiri acara internasional itu matang.
Kedua, dibicarakan juga mengenai anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2015. Pasalnya, Rancangan APBN 2015 dibuat oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sedangkan yang melaksanakan pemerintahan Jokowi.
Dia mengatakan, pihaknya dengan badan anggaran DPR RI telah menjajaki kemungkinan percepatan pembahasan APBN Perubahan 2015. Sebelumnya, direncanakan pada Januari 2015, namun, apabila dimungkinkan bisa dibahas sebelum Januari 2015 tetapi setelah 20 Oktober 2015 atau pelantikan presiden terpilih. Tujuannya, agar APBN bisa sesuai dengan visi dan misi pemerintah yang akan datang.
Ketiga, kata CT, membicarakan mengenai rancangan pembangunan jangka menengah nasional. ''Supaya bisa berkesinambungan,'' jelas dia.
Dia menyebutkan beberapa contoh rancangan pembangunan jangka menengah nasional. Sebut saja pendidikan dan kesehatan. Lalu, membahas kelanjutan MP3EI dan filosofi dasarnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Tim transisi di antaranya, Rini Soemarno, Andi Widjajanto, Akbar Faisal, dan Hasto Kristiyanto.