REPUBLIKA.CO.ID, Tim Transisi Jokowi-JK mengapresiasi langkah Mensesneg Sudi Silalahi untuk melakukan reformasi birokrasi. Terinsipirasi langkah Sudi Silalahi, maka Tim Transisi mengupayakan agar anggaran yang ada di RAPBN 2015, bisa direalokasikan untuk sektor-sektor produktif.
Demikian disampaikan Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, dalam keterangan pers yang diterima Republika Online (ROL) , Selasa (9/9) malam.
Hasto mengklarifikasi pemberitaan Republika Online yang berjudul "Wow, Anggaran Rapat Pemerintahan SBY Capai 33 T".
"Pada saat pertemuan Tim Transisi dengan Mensesneg, disampaikanlah beberapa hal penting terkait dengan reformasi birokrasi yang telah dilakukan oleh jajaran kementrian sekretariat negara sehingga bisa menghilangkan 50 jabatan strategis. Selain itu terkait dengan penghematan anggaran, maka rapat-rapat yang biasanya dilakukan di hotelpun, dipindahkan ke kantor pemerintah," papar Hasto.
Hasto melanjutkan Tim Transisi memberikan apresiasi atas berbagai upaya yang dilakukan Mensesneg Sudi Silalahi tersebut.
Terinspirasi oleh gagasan mensesneg tersebut dan terkait dengan upaya memperbesar ruang fiskal, maka Tim Transisi kemudian melakukan penyisiran terhadap alokasi anggaran dalam RAPBN 2015.
Angkanya pun ternyata mengejutkan. Anggaran meeting dalam kota (Rp 6,25 triliun), meeting luar kota (Rp 11,94 triliun), perjalanan (Rp 15,5 triliun) pemeliharaan (Rp 31,17 triliun ).
"Atas dasar besarnya anggaran tersebut, dan sejalan dengan apa yang dilakukan oleh mensesneg, maka upaya realokasi anggaran untuk sektor-sektor produktif dimungkinkan, misalnya dengan menghemat pengeluaran rapat," jelasnya.