Sabtu 06 Sep 2014 04:00 WIB

Pelecehan Seksual di DIY Alami Peningkatan

Aksi protes menentang pelecehan seksual terhadap kaum wanita. (ilustrasi)
Foto: Antara/Reno Esnir
Aksi protes menentang pelecehan seksual terhadap kaum wanita. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Lembaga Swadaya Masyarakat Rifka Annisa Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan angka kasus pelecehan seksual mengalami peningkatan sejak beberapa tahun terakhir.

Aktivis LSM Rifka Annisa Thonthowi di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan sepanjang 2009-2013 telah dilaporkan 175 kasus perkosaan dan 114 kasus pelecehan seksual.

"Januari hingga April 2014, ada tujuh kasus perkosaan dan dua pelecehan sekual terhadap anak," kata Thonthowi.

Dia mengatakan selama 2009-2013 telah terjadi 51 kasus perkosaan dan 15 kasus pelecehan seksual. " Beberapa diantaranya korban masih berstatus pelajar atau remaja," katanya.

Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan pendampingan terhadap korban agar tidak terjadi trauma.

"Tentunya penanganan memerlukan keseriusan semua pihak, sehingga korban kekerasan secara psikologis dapat ditangani dengan baik sesuai kondisi dan kebutuhan korban," kata dia.

Thonthowi mengatakan untuk mendukung upaya pemerintah tersebut, Rifka Annisa mengadakan konseling bagi korban. Dengan cara korban menjadi pengurus forum penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak (FPK2PA) tingkat kecamatan.

"Nantinya, apabila ada korban bisa ditangani oleh masing-masing wilayah," katanya.

Ia mengaku data yang diterimanya jauh dari kondisi riil dilapangan karena masyarakat masih enggan melapor jika menjadi korban karena dianggap aib.

"Apabila ini dibiarkan pelaku tidak jera, permasalahan hukum harus dihjadapi pelaku," katanya.

Ia mendesak pemerintah unyuk membuat kebijakan yang berpihak kepada kaum perempuan dan anak. Sehingga kedepan akan berkurang kasus kekerasan. "Kedepan akan semakin berkurang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement