REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Satwa primata berperan penting bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Melalui satwa ini, peneliti bisa melakukan beragam penelitian biomedis seperti uji coba penggunaan obat-obatan, bahan kimia, substansi biologis, dan bahan lainnya, yang pada akhirnya nanti akan digunakan untuk pengobatan manusia.
Hal ini disampaikan oleh Dr Berry Juliandi, salah satu narasumber dalam dialog RRI, 93.75 FM RRI Bogor belum lama ini. Lebih lanjut Berry menjelaskan, penelitian biomedis lain juga dapat dilakukan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit yang disebabkan oleh infeksi, degenerasi, dan kecelakaan.
Peneliti dapat melakukan penelitian terhadap penularan bakteri dan virus ke manusia, terapi cangkok stem cell ke berbagai organ, pengaruh diet tertentu terhadap kesehatan manusia, dan lain sebagainya.
Ketika salah satu pendengar menanyakan, apa saja yang termasuk satwa primata? Berry menjelaskan, yang termasuk primata adalah hewan-hewan seperti monyet, orang utan, simpanse, gorilla, gibbon, loris, kukang. Hewan-hewan tersebut memiliki kemiripan genetik, fisiologi, morfologi, dan banyak hal lain dengan manusia. Karenanya, kelompok satwa ini tepat jika dijadikan model penelitian dibandingkan hewan-hewan lainnya.
Dialog yang dipandu Marissa ini, tampak berbeda dengan dialog sebelumnya karena menghadirkan dua narasumber lainnya, peneliti primata senior Dr. Bambang Suryobroto dari Departemen Biologi FMIPA dan Dr. Luca Morino dari Kyoto University Jepang, yang hadir ke Bogor untuk menjadi salah satu pembicara dari ratusan peserta yang menghadiri Simposium Internasional Primata Asia hasil kerja sama IPB dengan Kyoto University pada tanggal 18-21 Agustus 2014 di IPB International Convention Center (http://www.sea-primate.org).