REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Potensi besar polisi wanita (polwan) dinilai masih banyak yang belum tergali dan masih butuh kesempatan untuk memberdayakan korps itu.
"Polwan butuh ekspose ke publik, tidak hanya dalam pelayanan arus lalu lintas saja, tetapi juga bagaimana peran korps polwan menangkap penjahat, menyidik kasus korupsi, serta beberapa tugas lainnya," kata pakar hukum dan tata negara Universitas Parahyangan Prof. Dr. Asep Warlan di Bandung, Sabtu (30/8).
Ia memandang perlu ada kepercayaan lebih besar dari institusi Polri yang diberikan kepada polwan untuk tugas-tugas yang memungkinkan bisa memaksimalkan perannya. Menurutnya saat ini masyarakat membutuhkan peran dari polwan dalam berkehidupan sehari-hari.
Fungsi penegakan hukum, fungsi pelindungan masyarakat, dan pelayanan masyarakat membutuhkan peran polwan. Kehadiran polwan tidak bisa hanya dipandang sebelah mata karena memiliki potensi besar dalam tugas-tugas kepolisian ke depan.
"Jangan diartikan polwan itu sebagai sebuah sosok figur yang tidak layak, tidak kuat, tidak efektif untuk memerankan peran polisi. Justru polwan adalah kekuatan dan potensi besar Polri dalam mengemban tugasnya sebagai pengayom masyarakat," katanya.
Pada kesempatan itu, Asep menyatakan dari sisi jumlah personel Polri harus memberikan perekrutan lebih banyak untuk korps tersebut. Selain polisi laki-laki, kehadiran polwan juga efektif untuk meningkatkan rasio jumlah anggota Polri yang saat ini masih belum ideal. "Jumlah polwan saat ini belum cukup, harus terus ditambah dalam dan dilakukan perekrutan personel baru. Rasionya saya kira masih rendah," kata Asep.
Menurut dia, bukan berarti polwan harus berada di setiap tempat atau peristiwa yang melibatkan kepolisian. "Yakinlah bahwa peran polisi saat ini tidak hanya bisa dijalankan, diperankan, dilakukan oleh laki-laki saja," katanya.
Di sisi lain, pakar hukum tata negara itu mengatakan bahwa cara pandang yang hanya menilai dari penampilan fisik saja harus diubah. "Jadi, kesannya polwan hanya menjadi pelengkap, lebih semarak, dan lebih punya daya tarik. Tidak begitu harusnya," kata Asep
Polwan, kata dia, juga memiliki kewajiban untuk melayani, melindung, dan menegakkan hukum di tengah masyarakat. Namun, idealnya tidak terjebak dalam pelayanan publik saja.
"Pelayanan publik penting. Akan tetapi, jangan mengurangi porsi pelindungan masyarakat dan penegakan hukum yang dilakukan oleh polwan," kata Asep Warlan menambahkan.