Rabu 27 Aug 2014 16:29 WIB

Persoalan Nur Mahmudi akan Dilabelkan ke Balon Wali Kota dari PKS

Rep: c87/ Red: Joko Sadewo
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail
Foto: Republika/Fachrul Ratzi
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor, melihat akan sulit bagi calon perseorangan atau calon yang bukan diusung partai politik untuk mendapat dukungan masyarakat. Partai politik masih akan mendominasi.

"Di Depok, partai memainkan peran yang signifikan, calon independen tidak mudah menang,” kata Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Menurutnya, kombinasi antara tokoh yang populer dan tokoh yang dianggap bersih yang diusung partai-partai populer di Depok, akan berdampak positif bagi siapa pun calon kandidat yang didukung.

Sejumlah tokoh yang disebut akan meramaikan bursa calon wali kota Depok, seperti Nurul Arifin dan Tiffatul Sembiring, menurut dia, masih membutuhkan dukungan partai. Menurut Firman, Nurul Arifin yang merupakan kader Partai Golkar adalah orang baru di Depok.  Karakter masyarakat Depok termasuk kritis sehingga tidak mudah didekati karena popularitas sesaat. Sehingga butuh kerja-kerja nyata dan konkrit dari partai pendukung.

Sedangkan Tiffatul Sembiring yang merupakan kader PKS akan disematkan prestasi dan kelemahan Wali Kota Depok, Nur Mahmudi, yang sama-sama berasal dari PKS. Jika mengusung Tiffatul, tim suksesnya harus mampu menonjolkan sisi-sisi positif dan jawaban kenapa pada masa pemerintahan Nur Mahmudi masih banyak kelemahan.

“Masa ini agak beda dengan tahun-tahun sebelumnya karena citra partai ini (PKS) terpuruk. Tantangan terbesar Tiffatul adalah Gerindra. Kecuali mereka bisa melakukan kerja sama, tapi nampaknya PKS akan mencalonkan satu kandidat,” kata Firman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement