REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA BESAR -- Kepala Seksi Intensifikasi Jagung Kementerian Pertanian Hasil Sembiring mengatakan budi daya jagung sudah menjadi sumber penghidupan bagi 6,7 juta keluarga petani karena komoditas tersebut merupakan tanaman pangan utama di Indonesia.
"Saat ini jagung dikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai sumber karbohidrat utama," katanya pada acara gerakan pengembangan kawasan jagung di Kelompok Tani Uma Perang, Desa Orong Bawa, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (26/8).
Secara tidak langsung, kata dia, jagung juga berkontribusi terhadap ketersediaan protein karena komoditas tersebut menjadi bahan baku pakan ternak unggas.
Kontribusi ternak unggas sebagai penyedia protein hewani dari daging dan telur telah mencapai lebih dari 30 persen dari kebutuhan perkapita. "Makanya pemerintah memberikan perhatian yang tinggi kepada ketersediaan jagung nasional," ujarnya.
Saat ini, lanjut Sembiring, jagung juga sudah menjadi komoditas ekonomi yang penting karena mampu membangkitkan "multiplier effect" atau efek ganda pada sektor pendukung sejak dari penyediaan sarana produksi, seperti benih, pupuk dan pestisida.
Selain itu, dampak perdagangan dan pemasaran jagung yang diperkirakan mencapai lebih dari lima juta rumah tangga.
Ia menambahkan, jagung juga menjadi salah satu komoditas yang diperdagangkan melalui pasar lelang serta perdagangan berjangka, sehingga nilai komersial jagung juga semakin meningkat. "Hal itu menunjukkan bahwa ke depan jagung akan memegang peranan penting dalam ekonomi nasional," ucap Sembiring.
Melihat fakta itu, kata dia, pemerintah pusat terus mempertahankan tekad untuk mengembangkan potensi daerah berbasis komoditi khususnya jagung.
Upaya itu akan dilakukan dengan terus mengundang banyak investor untuk mendukung kegiatan di sektor hilir, termasuk mendorong industri pascapanen jagung dan industri pakan ternak bisa langsung mendirikan pabrik di daerah penghasil.
"Pemerintah pusat menginginkan agar pengembangan jagung akan menjadi terpadu hulu hilir dan nilai tambah terus meningkat," ucap Sembiring.
Sembiring menyebutkan sesuai angka ramalan (Aram) I produksi jagung Indonesia mencapai 18,56 juta ton. Angka ini masih rendah dibandingkan target sebesar 19 juta ton.
Namun, dengan berbagai upaya pemerintah pusat dan daerah diharapkan upaya memperluas areal tanam dan peningkatan produksi bisa terwujud hingga akhir tahun.
"Semoga upaya dan kerja keras semua pihak dalam meningkatkan produksi tanaman pangan untuk kesejahteraan petani dan masyarakat membuahkan hasil sesuai dengan harapan," katanya.