Senin 25 Aug 2014 21:03 WIB

'Indikator Negara Maju, Air Keran Bisa Langsung Diminum'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
Ilustrasi: air keran
Ilustrasi: air keran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti, Andy Cahyaputra mengatakan, langkah International Association of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO) memberikan pelatihan kepada mahasiswa dalam bidang plumbing sangat penting.

Sebab dapat meningkatkan kualitas mahasiswa bukan hanya di tingkat nasional tapi juga internasional untuk menghadapi AFTA.

Kalau melihat tingkat perekonomian di Indonesia, ujar pria yang akrab disapa Arya ini, sudah selayaknya Indonesia menjadi negara maju. "Salah satu indikator negara maju adalah sistem plumbing yang baik di mana air keran bisa diminum," ujarnya tersenyum, Senin, (25/8).

Selain itu, kata Arya, dengan sistem plumbing yang baik, air buangan juga diolah dengan baik. Makanya perlu pengetahuan perpipaan dan pendistribusian air yang baik.

Trisakti, ujar Arya, ingin ada transfer teknologi mengenai plumbing dari Amerika Serikat ke Indonesia. "Kami diberikan modul-modul oleh IAPMO, nanti secara teknis akan diintegrasikan dengan kurikulum teknik perpipaan di Trisakti yang sudah ada,"ujarnya.

Nanti, kata Arya, para ahli plumbing dari IAPMO akan berkunjung ke Trisakti. Mereka akan mengajarkan sistem plumbing SNI kepada para mahasiswa.

"Selama ini masalah pipa hanya ditangani oleh kuli bangunan, bukan tenaga ahli. Jadinya hanya asal-asalan kalau di negara maju ada tenaga ahli plumbing yang bersertifikat sehingga kinerjanya sangat bagus dan rapi," ujar Arya.

Pria yang pernah menghabiskan 14 tahun di Jerman ini mengaku, hidup di Jerman itu airnya sangat bersih karena sistem plumbing-nya bagus. "Ibaratnya kami di Jerman mandi dengan air minum sebab air untuk mandi kualitasnya bagus dan bisa diminum dari keran," katanya tersenyum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement