Kamis 06 Oct 2016 09:24 WIB

Rais Aam NU: Pilkada DKI 2017, Wajib Pilih Pemimpin Muslim

  Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin menjawab pertanyaan wartawan usai menyampaikan Tausiyah MUI menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1437 H, di Jakarta, Selasa (31/5). (Republika/Darmawan)
Foto: Republika/Darmawan
Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin menjawab pertanyaan wartawan usai menyampaikan Tausiyah MUI menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1437 H, di Jakarta, Selasa (31/5). (Republika/Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ma’ruf Amin menyerukan segenap warga Nahdliyin dan umat Islam memilih pemimpin Muslim di Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Menurut sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Umum MUI ini, tidak ada alasan lagi untuk tidak memilih pemimpin Muslim di kontestasi Pilkada tersebut. 

“Sepanjang ada calon yang Muslim dan insya Allah adil wajib hukumnya memilih calon pemimpin Muslim tersebut,” katanya kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (6/10).

Alumnus Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur ini menegaskan hasil keputusan Bahtsul Masa’il al-Diniyah al-Waqi’iyah Muktamar XXX NU di PP Lirboyo, Kediri, Jawa Timur tertanggal 21-27 Nopember 1999, justru menguatkan seruan memilih pemimpin Muslim. 

Dalam konteks DKI Jakarta, setidaknya ada dua calon pemimpin yang beragama Islam. 

“Jadi tak ada pengecualian darurat lagi seperti dalam keputusan muktamar itu,” katanya. 

Pada pengujung pembicaraan, Dia berpesan kepada warga Nahdliyin terutama agar memilih calon yang sejalan dengan visi dan misi NU.    

Sebelumnya, sempat muncul polemik terkait Muktamar NU di Kediri yang membolehkan memilih pemimpin non-Muslim dalam kondisi darurat. 

Di antara kriteria darurat itu, kepemimpinan tersebut di bidang-bidang yang tidak bisa ditangani sendiri oleh orang Islam secara langsung atau tidak langsung karena faktor kemampuan.

Dalam bidang-bidang yang ada orang Islam berkemampuan untuk menangani, tetapi terdapat indikasi kuat bahwa yang bersangkutan khianat.

Sepanjang penguasaan urusan kenegaraan kepada non-Islam itu nyata membawa manfaat.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement