Jumat 22 Aug 2014 17:39 WIB

Industri Kreatif Kabupaten Semarang Tembus Pasar Global

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agung Sasongko
Kerajinan masyarakat (Ilustrasi)
Foto: Antara
Kerajinan masyarakat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  UNGARAN — Produk industri kreatif --berupa kerajinan-- asal Kabupaten Semarang kian prospektif di pasar global. Ekspor produk kerajinan ini terus menunjukkan peningkatan. 

 

“Di pasar global, industri kreatif ini mendapatkan respon yang baik di manca Negara,” kata Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang, Moh Natsir, di Ungaran, Jumat (22/8).

 

Bahkan, jelasnya, Australia menjadi salah satu negara yang menjadi konsumen tetap, hasil produk kerajinan karya tangan- tangan terampil dari daerah ini. Yakni berupa kerajinan khas Aborigin, seperti boomerang, topeng aborigin dan digiridu atau sejenis alat musik tiup khas suku Aborigin.

 

Menurutnya, Australia merupakan negara yang sudah sejak lama merealisasikan kontrak ekspor produk kerajinan kayu yang diproduksi di Desa Pakis, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Nilai ekspor kerajinan khas suku Aborigin ini telah mencapai mencapai 30 ribu US dolar per tahun. “Karena permintaan pasar di Australia terus mengalami peningkatan tiap tahun,” tambahnya.

Kerajinan ini, lanjut Natsir, mampu memberikan kontribusi nilai ekspor industri kerajinan kayu di Kabupaten Semarang. Hingga produk ekspor ini menempati urutan pertama ekspor di sektor industri kreatif.

 

Berdasarkan data Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang, pada 2013 tercatat total pendapatan kotor dari Industri kerajinan di pasar global dan domestik mencapai Rp 93 milyar. Selain kerajinan kayu, hasil kerajinan Kabupaten Semarang yang menembus pasar ekspor berupa kerajinan mebeler berbahan enceng gondok, tas dan kerjinan kayu lainnya.

 

Negara tujuan ekspor ini meliputi Arab Saudi, Abu Dhabi, Amerika dan Jepang, “Yang menggembirakan total nilai ekspor ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,” tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement