Rabu 20 Aug 2014 11:44 WIB

Menko: Karen Mundur Bukan karena Tekanan

Karen Agustiawan
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Karen Agustiawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung memastikan pengunduran diri Karen Agustiawan dari jabatan Direktur Utama PT Pertamina bukan karena alasan politis maupun tekanan dari pemerintah.

"Beliau tidak mengundurkan diri karena alasan politis, apalagi karena mendapatkan tekanan dari pemerintah," kata Chairul dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (20/8).

Chairul menegaskan bahwa Karen Agustiawan mundur setelah 6,5 tahun mengabdi di Pertamina karena alasan pribadi, dan baru kali ini disetujui Menteri BUMN setelah telah berkali-kali mengajukan pengunduran diri. "Saya tahu persis tidak ada tekanan, apalagi dikaitkan dengan hal-hal berbau politis atau dikaitkan dengan kebijakan ekonomi," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa pengunduran diri tersebut tidak terkait dengan persoalan kenaikan harga elpiji 12 kilogram karena secara prinsip, Pemerintah telah menyetujui kenaikan harga itu. "Pemerintah dalam hal ini menyetujui. Namun, mengenai besaran dan waktunya harus melalui rapat konsultasi pemerintah dengan Pertamina. Jadi, tidak ada masalah terkait ini," katanya.

Chairul menegaskan klarifikasi ini perlu dilakukan untuk menjernihkan segala permasalahan serta menghindari adanya pemberitaan yang menimbulkan spekulasi terkait dengan pengunduran diri Karen Agustiawan.

"Hal ini ditegaskan karena ada pemberitaan yang keluar dari kontekstual, padahal keinginan mundur karena ingin mempunyai waktu untuk mengurus dirinya sendiri. Mudah-mudahan persoalan ini menjadi clear," katanya.

Ia mengatakan bahwa Karen Agustiawan akan memberikan keterangan pers tersendiri terkait dengan pengunduran dirinya setelah melaksanakan perjalanan dinas dari Vietnam dan tiba di Indonesia pada hari Jumat (22/8).

"Nanti beliau akan mengeluarkan press release tersendiri, Jumat nanti kalian bisa berbicara langsung dan bisa menanyakan hal-hal semacam ini," kata Chairul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement