Rabu 13 Aug 2014 09:26 WIB

Gambar Seram di Bungkus Rokok Kurangi Omzet Penjualan

Stiker seram di rokok
Stiker seram di rokok

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS-- Pengusaha rokok di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memprediksi penggunaan etiket atau bungkus baru yang disertai gambar peringatan akibat merokok bakal mengurangi omzet penjualan produk mereka di pasaran.

"Meskipun bungkus rokok yang baru belum dijual di pasaran, kami pastikan etiket baru itu nantinya akan berdampak pada omzet penjualan rokok mengalami penurun yang diperkirakan hingga 10 persen," kata Pemilik PR Janur Kuning Kudus, Muhammad Guntur, di Kudus, Rabu.

Ia mengatakan, penurunan omzet penjualan rokok di pasaran dialami beberapa produsen rokok yang sudah lebih dahulu mengeluarkan rokok dengan kemasan baru yang disertai gambar peringatan akibat merokok. Sementara kondisi berbeda, kata dia, dialami produsen rokok yang belum menggunakan kemasan baru yang justru mengalami kenaikan omzet penjualan.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, lanjut dia, perokok yang melihat gambar akibat merokok pada kemasan rokok memang merasa ngeri sehingga lebih memilih mencari rokok dengan kualitas yang hampir sama yang belum memasarkan rokok dengan kemasan baru.

"Reaksi perokok memang macam-macam karena ada pula yang merobek gambar tersebut tanpa harus beralih ke merek rokok lainnya," ujarnya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penurunan omzet penjualan rokok, katanya, kualitas rokoknya mulai ditingkatkan. Selain itu, lanjut dia, gambar yang dipilih juga diupayakan bukan gambar yang menyeramkan yang bisa membuat perokok merasa takut sehingga berpeluang beralih ke merek rokok lain.

Penggunaan etiket baru sesuai Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 28/2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau, katanya, akan dimulai pada 24 Agustus 2014 sesuai dengan toleransi yang diberikan selama dua bulan sejak 23 Juni 2014.

"Jika semua produsen rokok menerapkan aturan yang sama, tentunya perokok juga tidak akan beralih ke merek rokok lain," ujarnya.

Pemilik PR Kembang Arum Kudus, Peter Muhammad Farouk mengaku, belum mengetahui dampak desain baru yang disertai dengan gambar akibat merokok, meskipun sejak sepekan terakhir sudah mengedarkan rokok dengan kemasan baru.

"Hanya saja, gambar yang dipilih bukan gambar yang dinilai mengerikan dan dipastikan tidak membuat perokok beralih ke merek lain," ujarnya.

Ia mengakui, kebijakan baru tersebut akan berdampak pada omzet penjualan, selain faktor kenaikan tarif pita cukai yang selama ini selalu naik setiap tahunnya. Bahkan, lanjut dia, tingkat produksinya saat ini mengalami penurunan secara signifikan.

Sebelumnya, kata dia, dalam sehari bisa memproduksi hingga 125 bal, kini turun hanya 10-an bal dengan jumlah rokok untuk setiap balnya 2.400 batang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement