Jumat 08 Aug 2014 13:38 WIB
Menelisik Gerakan ISIS

Ormas Ini tak Tahu Ketuanya Jadi Presiden ISIS Regional Indonesia

Gerilyawan ISIS
Foto: EPA/Mohammed Jalil
Gerilyawan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI-- Gerakan Reformis Islam Sukabumi mempertanyakan Ketua Umumnya yakni Chep Hernawan yang mengaku sebagai Presiden Regional Indonesia Islamic State of Iraq and Sham atau ISIS.

"Kami tidak pernah tahu bahwa ketua umum mengaku telah dilantik sebagai Presiden Regional Indonesia ISIS, bahkan belum ada musyarawah atau koordinasi dengan kami sebagai anggota Garis di Sukabumi," kata Ketua Garis Sukabumi, Abah Jatnika Ale kepada Antara, Jumat.

Menurut Ale sapaan akrabnya, mayoritas anggota Garis tidak paham atau mengetahui apa itu ISIS dan belum tahu sama sekali tentang ajaran organisasi yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi. Sehingga pihaknya akan mencari dahulu kebenaran apalah ketua umumnya tersebut benar-benar telah dilantik menjadi Presiden ISIS Regional Indonesia.

Selain itu, pihaknya juga akan mempelajari dahulu apa yag dimaksud dan tujuan ISIS ini dan sampai saat ini Garis Sukabumi belum bisa menyatakan sikap menolak atau mendukung ISIS. Namun, jika ajara ISIS benar-benar menyimpang kami akan menolak secara tegas walaupun ketua umunya menjadi pemimpin ISIS di Indonesia.

"Kami akan melawan jika ISIS mengeluarkan paham yang salah bahkan kami juga akan melawan jika ketua umum kami ini berjalan di jalan yang salah, karena anggota Garis Sukabumi sudah jelas tujuannya yakni melawan yang batil dan mendukung yang benar," tambahnya.

Namun demikian, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemimpin-pemimpin Garis yang ada di Jawa Barat, karena selama ini pihaknya mengaku tidak pernah dilibatkan atau diberi tahu tentang keberadaan ISIS, bahkan Garis Sukabumi tidak mengetahui apa itu ISIS.

Selain itu, pihaknya juga meyakin bahwa Indonesia tidak akan bisa menjadi negara islam karena bertentangan dengan ideologi bangsa ini yakni Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Lebih lanjut, Indonesia hanya sebagai negara mayoritas penduduknya islam tetapi bukan berarti harus menjadi negara islam karena terdapat beberapa agama di negeri ini.

"Maka dari itu, kami menginginkan agar organisasi massa Islam jangan terpancing dengan isu ISIS dan yang terpenting adalah bagaimana mempererat persatusan dan kesatuan umat untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik dan menjauhi yang salah. Walaupun demikian, kami tetap kami akan menegakan ajaran islam yang sejati sehingga umat muslik tidak terbawa ke arah yang salah," kata Ale.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement