Kamis 07 Aug 2014 13:33 WIB

Wajah Dolly pada Malam Hari Pasca-Idul Fitri

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Erik Purnama Putra
Kawasan Dolly.
Foto: Antara
Kawasan Dolly.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kawasan bekas lokalisasi Dolly, Kota Surabaya, kini terlihat lebih sunyi karena sudah tidak ada lagi wisma yang membuka praktek prostitusi pascadeklarasi penutupan Rabu (18/6) kemarin. Namun ternyata, kegiatan prostitusi terselubung masih terjadi karena praktek pelacuran hanya berpindah tempat dan dilakukan di rumah kos dan hotel.

Warga sekitar Dolly, yaitu di Putat Jaya, sebut saja namanya Andre (23 tahun) mengatakan, prostitusi Dolly pasca-Idul Fitri masih terjadi.

“Hanya saja bukan di wisma,melainkan di hotel, rumah kos atau menyewa kamar di daerah Kembang Kuning,” ujarnya kepada Republika Online, Rabu (6/8) malam.

Menurutnya, modus yang dilakukan mucikari atau pengelola wisma untuk menarik pelanggan adalah seorang pria diminta menjaga di depan wisma. Kemudian jika ada laki-laki lewat mendekati wisma, kata dia, pria ini akan menawarinya pekerja seks komersial (PSK) melalui kumpulan foto-foto di layar ponsel.

Kalau calon pelanggan merasa cocok dengan satu PSK, kata dia, maka pria ini akan menghubungi PSK yang sudah menunggu di rumah kos untuk kemudian bersama-sama berangkat ke hotel. Sama2 berangkat ke hotel.

Maraknya prostitusi terselubung membuat ia menyayangkan hal ini. Ia juga kecewa karena aparat keamanan tidak berkeliling atau patroli untuk mengawasi bekas kompleks prostitusi terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Kalaupun ada, hanyalah intel berpakaian preman yang tugasnya hanya mengamati. Untuk itu, ia meminta pemerintah harus melakukan tindakan tegas.

“Jangan sampai kegiatan prostitusi ini hanya berpindah tempat seperti hotel, hingga rumah kos. Kalau sudah begini, yang merasakan dampak langsung ya masyarakat Dolly, karena mereka banyak yang memiliki rumah kos,” ujarnya.

Pantauan Republika Online, tempat-tempat yang rentan dengan kegiatan prostitusi terselubung seperti panti pijat, tempat karaoke, salon masih dibuka. Para pengunjung pria juga masih terlihat berdatangan.

Hal itu terlihat dari terisinya tempat parkir dan ramainya jalan raya akibat kendaraan bermotor yang memenuhi badan jalan. Namun yang harus diwaspadai memang wisma-wisma yang ada di Dolly.

Mereka duduk sedang menunggu tamu-tamu pria yang menghampiri wisma dan kemudian ditawari menggunakan pekerja seks komersial (PSK) wismanya. Memang semua wisma sudah tutup, tetapi masih ada pria berbaju hitam yang duduk di depan wisma. Mereka terlihat menunggu pelanggan bahkan ada pria yang seperti negosiasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement