Rabu 06 Aug 2014 16:37 WIB

Semester Pertama, Konsumsi BBM Melonjak

Menteri ESDM Jero Wacik
Foto: Republika/Wihdan
Menteri ESDM Jero Wacik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengemukakan, hingga semester pertama tahun 2014, realisasi penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi mencapai 22,91 juta kilo liter (KL).

Angka ini lebih tinggi dari kuota yang direncanakan sebesar 22,81 juta KL. Sementara pada periode yang sama pada tahun 2013 sebesar 22,74 juta KL.

Kenaikan volume BBM bersubsidi itu, kata Jero Wacik, antara lain disebabkan oleh pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor. DAri data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), dalam tiga tahun terakhir, rata-rata angka penjualan mobil mencapai 1,1 juta unit per tahun motor 7,6 unit per tahun. Sementara untuk tahun 2014, target penjualan mobil adalah 1,25 juta unit dan target penjualan motor 8 juta unit.

“Oleh karena itu, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk membatasi konsumsi BBM bersubsidi agar tidak melebihi kuota yang sudah ditetapkan Pemerintah bersama DPR,” katanya, Rabu (6/8).

Menurut Jero Wacik, walaupun telah dilakukan penyesuaian harga BBM Bersubsidi pada bulan Juni 2013 yang lalu, tingginya disparitas harga BBM bersubsidi dengan BBM Non Subsidi telah mengakibatkan migrasi pengguna BBM Non Subsidi ke BBM Subsidi.

Menteri ESDM Jero Wacik meminta masyarakat agar tidak resah menghadapi pembatasan BBM jenis solar dan premium yang mulai diberlakukan pada 1 Agustus 2014 lalu, karena pengendalian ini hanya dilakukan pada sektor terbatas.

"Jangan berpikir BBM subsidi dicabut dan harganya naik. Ini hanya dikendalikan, dan tidak dilakukan di seluruh Indonesia, dan juga di seluruh SPBU," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement