REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pengalaman terbaik yang pernah dilalui seorang anak sejak kecil hingga dewasa mempengaruhi perkembangan jiwa seseorang sehingga diperlukan lingkungan yang baik untuk hasilkan generasi muda yang berkualitas.
"Setiap orang sebenarnya anak dari masa lalunya.Kita semua memiliki kenangan atas masa lalu, ingat apa yang dulu kita sukai dan harapkan," kata Presiden dalam sambutannya pada peringatan Hari Anak Nasional di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu.
Presiden menambahkan,"anak-anak sebagaimana kita mengharapkan kasih sayang dan perhatian orang tua, bukan sekedar dikasih uang membeli makanan dan minuman. Tidak dianggap sebagai anak kecil terus, jangan terlalu diatur, dan berharap jika berprestasi diucapkan selamat bukan sedikit-sedikit dimarahi atau dihukum".
Karena itu Presiden menegaskan semua pihak harus dapat menciptakan lingkungan yang baik bagi anak dan memenuhi hak-hak anak sesuai Undang-Undang Dasar 1945 yaitu hak perawatan, hak kesehatan,hak pendidikan dan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
"Sebagai orang tua, guru dan pembimbing lakukan dengan tepat dan benar. Untuk memberikan hak konstitusional anak, perhatian dan kepedulian dan semua hal baik yang diinginkan oleh anak-anak kita," kata Presiden.
Kepala Negara mengatakan anak menentukan masa depan bangsa. Bila setiap anak Indonesia menjadi sumber daya manusia yang baik maka mendorong kemajuan bangsa di masa depan.
"Pada 2010 dilakukan sensus, dari itu 30 persen penduduk Indonesia anak-anak, 82 juta dari 237,6 juta. Dari 82 juta, anak laki-laki 42 juta dan anak perempuan 40 juta jiwa," papar Presiden.
"Ini kekuatan demografi, kekuatan kita di masa depan jika 82 juta anak menjadi sumber daya manusia yang berkarakter kuat, unggul dan berdaya saing mereka akan menjadi human capital mengubah bangsa dan negara kita," tegas Presiden.
Presiden dan Wakil Presiden Boediono menghadiri peringatan hari anak nasional di Taman Mini Indonesia Indah.
Peringatan hari anak tersebut juga dihadiri oleh Presiden Indonesia ketiga BJ Habibie, Ibu Negara Ani Yudhoyono, Herawati Boediono, Siti Hardiyanti Rukmana dan Siti Hediati Soeharto mewakili keluarga almarhumah Ibu Tien Soeharto, Guruh Soekarnoputra mewakili Ibu Fatmawati Soekarno dan para mantan menteri pemberdayaan perempuan.
Dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari mengatakan saat ini pemerintah terus mengusahakan perlindungan dan pengembangan potensi anak.
Pemenuhan hak sipil anak, 71 persen anak sudah memiliki akte kelahiran pada 2013, dan juga pemerintah telah mendorong mengenai peradilan anak. Di seluruh Polres juga telah ada pusat layanan perlindungan anak.
"Pemerintah juga mendorong mengembangkan kota layak anak di 186 kabupaten kota dan anak," katanya.
Linda juga menjelaskan pemerintah beserta komponen masyarakat lainnya juga terus mendorong upaya perlindungan anak dari kekerasan seksual.
Selain dihadiri oleh para pejabat dan tokoh masyarakat terkait anak Indonesia, acara tersebut juga dihadiri oleh ratusan anak dari berbagai sekolah.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak bekerjasama dengan PT Pos Indonesia juga meluncurkan perangko seri Ibu Negara masing-masing Fatmawati Soekarno, Tien Soeharto, Ainun Habibie, Siti Sinta Nuriyah dan Ani Yudhoyono.