REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pemerintah Kota Ambon bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah akan melakukan rapat koordinasi mengantisipasi paham Islamic State of Iraq and Syria.
"Dalam waktu dekat kami akan melakukam rapat koordinasi dengan Forkopinda kota untuk mengantisipasi kemungkinan kehadiran ormas ISIS di Kota Ambon," kata wali Kota setempat, Richard Louhenapessy, Selasa.
Menurut dia, antisipasi merupakan upaya efektif untuk mencegah sebelum timbul hal-hal yang tidak diinginkan, yang dapat menggangu ketentraman dan kedamaian di kota ini.
Konflik sosial, katanya yang terjadi 15 tahun lalu di kota ini menjadi pengalaman bersama warga kota.
"Pemerintah maupun warga kota tentu tidak menginginkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di kota ini, karena itu kami melakukan upaya antisipasi awal," katanya.
Richard mengakui, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kapolres pulau Ambon dan Pulau- Pulau Lease dan Dandim 1504 Binaiya untuk bersama mendeteksi laporan intelijien terhadap laporan keamanan kota.
"Saya bersyukur masyarakat Ambon cukup dewasa untuk melihat kondisi keamanan, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan hubungan persaudaraan kohesi sosial untuk mencegah hal-hal yang kurang baik," ujarnya.
Sebelumnya Kapolda Maluku Brigjen Pol. Murad Ismael menegaskan bahwa tidak ada tempat buat organisasi masyarakat (ormas) ISIS.
"Sekiranya ada yang coba-coba, maka laporkan dan aparat polisi bersama TNI siap menangkap, dan selanjutnya bila ada warga asing yang terlibat maka akan segera dideportasi," katanya.
Langkah ini harus dilakukan karena penyebar paham ISIS itu bukan Warga Negara Indonesia (WNI) sehingga tidak ada tempat buat mereka di sini (Tanah Air).
"Jadi sekiranya masyarakat ada yang melihat ada kelompok yang mencurigakan atau kemungkinan ada aksi oknum yang mengatasnamakan ISIS, maka secepatnya dilaporkan kepada aparat keamanan karena personel polisi dan TNI akan menangkap, selanjutnya mengusir mereka," tandasnya.
Ia menyatakan, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Maluku telah berkoordinasi dengan pimpian agama agar mengingatkan masing - masing jamaahnya agar tidak mudah terprovokasi gerakan ISIS.
"ISIS itu bukan bagian dari perjuangan Bangsa Indonesia sehingga tidak boleh ada yang beraktivitas di Maluku," ujar Kapolda.