Ahad 03 Aug 2014 12:40 WIB
Menelisik Gerakan Negara Islam ISIS

ISIS Dukung Penghancuran Masjid di Irak

Rep: c91/ Red: Joko Sadewo
Peninggalan Nabi Yunus yang dihancurkan ISIS.
Foto: AP
Peninggalan Nabi Yunus yang dihancurkan ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Kelompok Islam State of Iraq and Syria (ISIS) mendukung penghancuran beberapa masjid di Kota Mosul, Irak, dengan alasan masjid-masjid tersebut dibangun di atas kuburan. Hal itu dinilai menyembah berhala.

"Pendirian masjid di atas kuburan adalah masalah besar dalam agama," kata kelompok jihad itu dalam sebuah video yang diunggah di salah satu situs utama mereka, seperti dikutip dari Al Arabiya, (3/8). Menurut ISIS, orang-orang saleh terdahulu pun melakukan tindakan serupa.

ISIS mengutip pembongkaran yang dilakukan Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri gerakan Wahabi yang diikuti para jihadis, terhadap sebuah kubah yang didirikan di atas makam Zaid ibn al-Khattab. Kabarnya kematian Khattab di medan perang membuatnya mendapatkan penghargaan, sehingga Abdul Wahhab berpendapat itu sama artinya dengan kemusyrikan.

ISIS telah mendeklarasikan kekhalifahan pada bulan lalu, dengan menyatakan kedaulatannya atas tanah yang telah dikuasai di Suriah dan Irak. Mereka juga sudah menghancurkan beberapa tempat keagamaan paling menonjol di Mosul.

Beberapa tempat keagamaan yang dihancurkan ISIS, meliputi kuil Nabi Yunus atau Makam Nabi Yunus. Kuil untuk Nabi Seth, yang konon dihormati dalam Yahudi, Kristen dan Islam, karena merupakan anak ketiga Adam dan Hawa, juga dihancurkan.

Para jihadis penguasa baru Mosul itu juga mengancam akan meledakkan bangunan bernama Hadba.  Bangunan tersebut berupa menara miring yang dibangun pada abad ke-12, dan termasuk simbol paling terkenal di Irak.

ISIS menegaskan, semua sekolah hukum Islam sudah sepakat, bila menggunakan kuburan sebagai masjid dianggap sebagai penyembahan berhala. Hanya saja, banyak ulama Islam, termasuk kelompok garis keras, sangat tak setuju dengan tindakan mereka.

Harith al-Dhari, ulama Sunni yang tinggal di pengasingan di Yordania dan duduk dalam Komite Ulama Muslim Irak, telah mengutuk penghancuran itu. "Komite ingin menggarisbawahi kerugian besar bagi rakyat Mosul, yang melihat masjid diberkati ini sebagai simbol kota, bagian dari budaya dan sejarah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement