Sabtu 02 Aug 2014 10:05 WIB

Pemkot Ambon Batasi Penambahan PSK Lokalisasi Tanjung

Razia psk
Foto: Republika/WIhdan Hidayat
Razia psk

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon mengantisipasi penambahan jumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) di lokalisasi tanjung Batu Merah.

"Mengantisipasi masuknya pekerja seks komersial (PSK) Doly, Surabaya kami telah melakukan pendataan jumlah PSk yang selama ini beraktifitas di lokalisai tanjung Batu Merah," kata sekretaris kota Ambon, Anthony Gustaf Latuheru, Sabtu.

Menurut dia, Dinas Sosial (Dinsos) Ambon sebelum hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah telah melakukan pendataan jumlah PSK yang beraktifitas sebanyak 187 orang.

Para PSK Tanjung Batu Merah, katanya yang melakukan mudik lebaran ketika kembali ke Ambon dilarang untuk membawa teman atau kerabat untuk dipekerjakan di lokalisasi Tanjung Batu Merah.

"Dinsos kota telah mendata PSK sebelum mereka mudik, jumlah tersebut nantinya akan dicek kembali setelah mereka kembali. Jika jumlahnya bertambah maka kita akan pulangkan mereka," katanya.

Anthony menyatakan, langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi virus HIV/IDS paska penutupan lokalisasi Dolly yang merupakan salah satu lokalisasi terbesar di Asia Tenggara ke Kota Ambon.

"Kami berharap sekembalinya para PSK Tanjung Batu Merah dari mudik ke kampung halaman, jumlah mereka tidak bertambah. Kalau bertambah maka langkah tegas akan diambil untuk mengembalikan mereka ke daerah asal," tandasnya.

Dijelaskannya, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Ambon setiap tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Data yang sebanyak puluhan pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Tanjung ditemukan terinfeksi HIV/AIDS.

"Lebih dari 30 pramuria di lokalisasi Tanjung saat ini terinfeksi HIV/AIDS. Hal ini akan menjadi evaluasi kami ke depan," ujar Anthony.

Ia mengakui, kesadaran masyarakat untuk merubah perilaku hidup merupakan kunci utama penularan penyakit berbahaya ini. Jika kesadaran ada maka jumlah ini akan mengalami penurunan.

"Kami terus melakukan sosialisasi mengenai dampak akibat yang ditimbulkan dari HIV/AIDS, di antaranya bagaimana penularan HIV/AIDS itu bisa terjadi serta cara-cara menghindari agar penyakit tersebut bisa dihindari sedini mungkin," kata dia.

Data Dinkes Ambon sejak Januari 1994 hingga 31 Maret 2014, jumlah kasus HIV/AIDS telah mencapai 1.345 kasus.

Penderita baru HIV/AIDS tahun 2014 sebanyak 30 orang dan puluhan penderita tersebut 19 orang dinyatakan positif HIV, sedangkan sembilan orang positif AIDS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement