Senin 28 Jul 2014 09:11 WIB

Di Jalur Nagreg, Kecepatan Kendaraan Kini Bisa 60 Km per Jam

Rep: c61/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Petugas Polisi menutup jalur dari arah Nagreg menuju Tasik di Jalan Cagak Nagreg, Kabupaten Bandung, Ahad(27/7). (foto : Septianjar Muharam)
Petugas Polisi menutup jalur dari arah Nagreg menuju Tasik di Jalan Cagak Nagreg, Kabupaten Bandung, Ahad(27/7). (foto : Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT – Arus lalu lintas di Jalur Nagreg hingga Kabupaten Tasikmalaya terpantau lengang. Laju kendaraan pun bisa melaju dengan kecepata 60 km per jam. Sedangkan beberapa hari sebelumnya hanya bisa kendaraan pemudik hanya bisa menempuh 2-5 km per jamnya.

Namun lengangnya jalur rawan macet tersebut, tidak akan bertahan lama. Sebab akan banyak aktivitas warga yang menggunakan jalur tersebut, untuk bersilaturrahim ke sanak saudaranya. “Nanti siang pasti padat kembali, dari sebelum lebaran hingga H-7 jalanan ini tidak pernah sepi,” tutur Brigadir Hermawan, di Pos Pam Malangbong, Senin (27/7).

Menurutnya kepadatan arus lalu lintas di jalur Nagreg-Tasikmalaya mulai ramai sekitar pukul 11.00 WIB. Pemudik sendiri saat ini kata Hermawan, masih terlihat melintasi Jalur Selatan Jawa Barat itu. Umumnya mereka berangkat dari Jakarta saat malam takbiran, atau setelah mengerjakan shalat ied yang dari Bandung.

Walaupun siang nanti kendaraan kembali membanjiri jalanan, tapi kepadatan arus lalu lintas hanya ada di beberapa titik saja. Seperti di jalan lama kawasan Alun-alun Cicalengka karena banyaknya aktivitas warga setempat.

Di samping itu, Hermawan menyatakan volume kendaraan yang melintas jalur selatan sudah melewati puncaknya. Tercatat, jumlah kendaraan pada puncak arus mudik dari barat menuju timur sebanyak 116.628 kendaraan. “Kemudian H-1 sebelum Lebaran tercatat menurun, yaitu 110.426 kendaraan,” jelas Hermawan.

Aka Sambodo (37 tahun), pemudik yang melintasi Jalur Selatan Jawa Barat di hari Lebaran mengaku dirinya berangkat dari Cileunyi, Bandung setelah shalat ied. Aka sengaja memilih mudik saat hari raya Idul Fitri, agar tidak lama di perjalanan. “Saya ingin merasakan shalat Ied di Bandung,” ujar Aka, saat di temui di rest area Malangbong. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement