Kamis 17 Jul 2014 09:19 WIB

Dua Alasan Pelajar dan Anak di Bawah Umur Banyak Terlibat Prostitusi

Prostitusi - ilustrasi
Foto: Antara
Prostitusi - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Praktik prostitusi terselubung di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sudah memprihatinkan karena melibatkan anak di bawah umur bahkan ada yang berstatus pelajar.

"Ada yang masih sekolah SMA dan masih di bawah umur. Ini memang fakta yang sangat memprihatinkan, khususnya bagi kita para orangtua. Ini harus menjadi perhatian serius kita semua," ujar Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kotim, Rihel di Sampit, Kamis

Rihel menegaskan bahwa fakta menyedihkan itu memang benar-benar terjadi di daerah ini. Dari beberapa kali razia penyakit masyarakat belum lama ini, lebih dari sepuluh anak di bawah umur yang terjaring razia dan diketahui menjadi pemuas nafsu lelaki.

Dirinya awalnya memang cukup sulit mempercayai kejadian itu. Namun setelah dikonfrontir, yang bersangkutan tidak membantah bahwa dia memang terjerumus ke dalam praktik prostitusi di usianya yang masih sangat muda.

Hasil perbincangan dengan para belia tersebut, rata-rata mengaku terjerumus ke lembah hitam itu karena dua alasan, yakni faktor ekonomi dan ada pula yang terpengaruh pergaulan bebas.

"Ada yang mendapat kiriman uang sangat sedikit dari keluarganya di kampung, sementara di Sampit ini mereka harus bayar sewa barak, biaya sekolah dan lainnya, akhirnya karena tidak kuat godaan, mereka terjerumus prostitusi. Tapi ada pula yang disebabkan pergaulan bebas. Terkadang hanya karena ingin membeli telepon canggih, mereka rela menjual diri. Ada pula yang karena faktor suka-sama suka," jelas Rihel.

Selain yang terlibat prostitusi, pergaulan bebas di kalangan remaja, termasuk pelajar, juga sudah sangat memprihatinkan. Dalam beberapa kali razia, juga ada pasangan pelajar yang tertangkap basah berduaan di penginapan atau barak.

Rihel mengaku sangat miris dengan kondisi ini. Dia sangat berharap masalah ini menjadi perhatian semua pihak, mulai dari orangtua, sekolah, lingkungan, tokoh agama, masyarakat dan lainnya karena bisa merusak generasi penerus.

Selama ini pihaknya hanya bisa melakukan pembinaan terhadap remaja, khususnya para pelajar yang tertangkap basah berbuat asusila. Pihaknya berharap pembinaan lebih jauh dilakukan oleh keluarga dan lingkungannya agar generasi muda tersebut bisa keluar dari pergaulan salah tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement