REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pakar Pemenangan Prabowo-Hatta, Hidayat Nurwahid mengingatkan untuk mewaspadai adanya upaya memecah belah koalisi merah putih.
"Isu itu dimunculkan agar koalisi kita tidak solid dan itu harus kita tolak karena saya percaya dengan kredibilitas para Ketum, Sekjen dan ketua fraksi partai koalisi," katanya seusai acara buka puasa bersama Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Jakarta, Rabu malam (16/7).
Dikatakannya, saat ini seolah-olah Prabowo-Hatta tidak menang dalam Pilpres hingga dihembuskan untuk memecah belah koalisi merah putih.
"Saya yakin mereka (para pimpinan parpol koalisi) adalah orang terhormat ketika mereka tanda tangan. Mereka sudah mempertimbangkan dengan serius mengapa mereka tanda tangan," katanya.
Ia juga menyatakan masih menunggu Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sampai hari yang ditentukan, ia pun meminta agar KPU tidak diintervensi oleh pihak manapun termasuk lembaga survey.
"Kita harapkan KPU betul-betul menjadi lembaga independen dan berani menyelamatkan suara rakyat," katanya.
Ia menambahkan, KPU merupakan keputusan tertinggi hingga nantinya presiden terpilih memiliki legitimasi yang tinggi untuk membangun Indonesia ke depan yang lebih baik lagi.
Koalisi Merah Putih yang berisi Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, dan PBB berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (14/7).
Mereka mendeklarasikan koalisi permanen dari partai-partai yang mengusung pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Dalam acara itu, juga dilakukan penandatanganan "Memorandum of Understanding" (MoU) atau nota kesepahaman sebagai bukti kekompakan Koalisi Merah Putih.