REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di Konferensi Tingkat Menteri Kesehatan OKI ke-4 tahun 2013 lalu atau The 4th Islamic Conference on Health Ministers (ICHM) Organization Islamic Cooperation (OIC) 2013 Indonesia ditunjuk sebagai hub of vaccine technology. Dalam hal ini Indonesia diwakili PT Bio Farma sebagai produsen vaksin.
"Dari 57 negara OKI, memang sudah ada sekitar sembilan negara termasuk Indonesia yang sudah memiliki produsen vaksin, namun baru Indonesia yang memiliki kemampuan untuk memproduksi vaksin dari hulu ke hilir secara mandiri dan sudah tersertifikasi WHO," ujar Corporate Secretary PT Bio Farma, Rahman Rustan.
Dalam memainkan perannya, Bio Farma menurut Rahman aktif dalam berbagai forum produsen vaksin di negara Islam. Tujuannya untuk mendiskusikan riset-riset pembuatan vaksin baru demi persiapan kemandirian vaksin negara Islam.
Negara-negara yang sudah menggandeng Bio Farma diantaranya, Tunisia, Saudi Arabia dan Iran. "Diluar negara keanggotaan OKI ada India, Thailand dan Afrika Selatan yang sudah melakukan transfer teknologi dari Bio Farma," katanya.
Beberapa vaksin buatan Bio Farma yang sudah dinikmati masyarakat dunia antara lain, OPV, measles 10 ds, DTP, DT, TT (vial), TT (Uniject), DTP-HepB, measles 20 ds, mOPV1, bOPV (1,3) dan Td. Awal Juli ini Bio Farma juga telah mendaftarkan vaksin baru, Pentabio (DTB, Hepatitis B dan HiB) ke Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Tinggal menunggu hasilnya sekitar satu bulan. Jika sudah mendapatkan prakualifikasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dunia," tambahnya. adv