REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendengar adanya kecemasan dari masyarakat terkait pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) mendatang. Apalagi pertarungan hanya melibatkan dua kandidat sehingga potensi gangguan keamanan bisa terjadi. Terutama jika salah satu kubu tidak terima dengan hasil pemungutan suara.
“Saya mendengar sejumlah kecemasan dari berbagai pihak kalau-kalau terjadi gangguan keamanan, gangguan ketertiban, dan gangguan social,” katanya saat memberikan keterangan pers di kantor presiden usai rapat cabinet terbatas (ratas) bidang polhukam, Kamis (3/7).
Kecemasan itu, lanjutnya, tak hanya berasal dari masyarakat di dalam negeri, tetapi juga masyarakat luar negeri yang mengikuti perkembangan politik dan demokrasi Indonesia. Kecemasan itu, tak lain jumlah kandidat capres yang hanya dua sehingga potensi adanya gangguan bisa lebih besar.
“Mereka mengkhawatirkan dua capres ini berimbang, maka bisa terjadi masalah. Setelah pemungutan suara dilakukan, jika ada pihak-pihak yang kalah dan tidak bisa menerima kekalahan itu,” katanya.
Ia pun memastikan, negara tidak akan tinggal diam dan akan terus memantau perkembangan situasi politik di dalam negeri.
“Pemerintah tentunya tidak tinggal diam baik di pusat maupun di daerah,” katanya.