REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Wakil Gubernur Sulawsi Tenggara, Saleh Lasata mengajak masyarakat untuk dapat mengembangan pangan lokal seperti ubi-ubian dalam mengatasi ancaman rawan pangan.
Mengatasi masalah rawan pangan di daerah ini, saya menghimbau kepada masyarakat untuk mengembangkan dan jangan malu mengkonsumsi pangan lokal seperti sagu, jagung dan umbi-umbian. Karena saya juga dahulu mengkonsumsi jagung tetapi bisa menjadi wagub, kata Saleh Lasata, di Kendari, Sabtu.
Hal itu dilakukan kata Saleh Lasata, guna mengantisipasi kelangkaan pangan di daerah itu akibat cuaca ekstrim.
Menurutnya, pangan lokal seperti sagu, jagung dan umbi-umbian mempunyai nilai gizi yang sama dengan beras, yang merupakan pangan utama warga selama ini.
"Dalam mengatasi masalah rawan pangan ini, jangan pernah merasa rendah diri untuk mengkonsusmsi pangan lokal. Karena pangan lokal daerah ini sangat bermartabat dan memiliki kandungan gizi yang tinggi," ujarnya.
Untuk itu katanya, mulai sekarang warga harus dapat membiasakan diri untuk mengkonsumsi pangan lokal, sehingga jika suatu saat beras habis, baru pangan lokal dikonsumsi.
"Memang selama ini ada hal yang membuat kita sangat terbentur dengan citra, merasa rendah jika mengkonsumsikan jagung atau ubi, tetapi saat sekarang biasakan diri untuk mengkonsumsikan pangan lokal," katanya.
Karena mengkonsumsi beras lanjut dia, belum tentu orang hebat dan mereka yang mengkonsumsi pangan lokal yaitu jagung dan ubi bukan orang rendahan," katanya.
Ia menjelaskan, dalam undang-undang nomor 7 tahun 1996 mengamanatkan bahwa terwujudnya ketahanan pangan merupakan tanggung jawab pemerintah dalam hal pemerintah provinsi, kabupaten, kota dan masyarakat.
"Karena itu diperlukan kerjasama dengan sungguh-sungguh dengan melakukan langka yang konkrit, yang nyata mulai dari upaya peningkatan produksi dan produktivitas untuk mendukung kecukupan ketersediaan pangan di daerah ini," ujarnya.