REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Angka remitansi atau pengiriman uang oleh TKI di luar negeri ke Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur diprediksi meningkat pada 2014, seiring bertambahnya jumlah buruh migran asal daerah ini yang tembus hingga 39 ribu orang.
"Tahun 2013 saja angka remitansi Tulungagung mencapai Rp1,3 triliun lebih. Tentu kami berharap remitansi dari pahlawan devisa kita terus meningkat," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) Kabupaten Tulungagung, Yumar.
Ia memberi gambaran, pada 2013 jumlah TKI formal di Dinsosnaker Tulungagung masih tercatat sebanyak 34 ribu orang.
Dengan bertambahnya jumlah pekerja migran dari daerah ini yang rata-rata mencapai 500 hingga 1.000 orang per bulannya, diharapkan nilai transaksi keuangan para TKI tersebut ke daerah asalnya ikut meningkat.
Menurut Yumar, Tulungagung pernah menempati urutan tertinggi dalam hal jumlah warganya yang menjadi TKI di luar negeri pada kisaran tahun 2003-2005.
Pencapaian remitansi juga sempat tembus angka Rp1,5 triliun pada beberapa tahun sebelumnya, dan itu mengindikasikan tingginya fluktuasi transaksi pengiriman uang TKI yang dipengaruhi oleh jumlah buruh migran asal daerah itu di luar negeri.
Yumar tak menyebut rinci pencapaian remitansi selama semester pertama 2014.
Namun, mengacu data triwulan pertama 2014 (Januari-Maret), angka remitansi sempat terdata mencapai sekitar Rp500 miliar, sehingga memasuki akhir bulan enam (Juni) ini diperkirakan pencapai remitansi Tulungagung telah mendekati angka Rp1 triliun.
Menurut hasil survei lapangan yang dilakukan lembaga Migran Centre Tulungagung, besarnya nilai remitansi mengasumsikan rata-rata setiap desa yang berjuluk "Kampung TKI" di daerah ini setiap tahunnya mampu menyumbang devisa sekitar Rp3 miliar hingga Rp4 miliar lebih.
Ada 271 desa di 19 kecamatan Kabupaten Tulungagung. Dari sampel desa yang diambil, diketahui bahwa rata-rata uang tunai yang dibawa buruh migran ke Tanah Air lebih dari 50 persen total penghasilan, baik dalam bentuk mata uang asing maupun rupiah.
Di Malaysia, Brunei Darussalam, atau Taiwan misalnya, upah buruh migran sebesar Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta per bulan.