REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur melacak sindikat penipuan seleksi Brigadir Polri via SMS yang memberitahukan bahwa calon tertentu diterima dalam kuota tambahan dan yang bersangkutan dimohon menghubungi "hotline" 08567449xxx.
"Saya sudah berkoordinasi dengan Propam dan Ditreskrimum serta Unit Cyber Crime Polda Jatim untuk melakukan pelacakan terhadap nomor handphone yang digunakan penyebar SMS itu," kata Kepala Biro SDM Polda Jatim Kombes Pol Rachmat Mulyana di Surabaya, Minggu.
Sebelumnya, para penyebar SMS itu memberitahukan bahwa ada revisi proses kelulusan tes bintara bagi mereka yang tidak lulus, lalu sindikat penipu itu mengirim SMS lagi bahwa ada penambahan kuota penerimaan bintara, karena ada beberapa bintara yang mengundurkan diri.
Salah satu SMS itu berbunyi "Saya Aiptu Andy, mendapat perintah untuk menyampaikan kepada Della Neira Zodi Miranda agar menghubungi hotline 08567449xxx Bapak Kombes Pol Rachmat Mulyana sebagai Karo SDM Polda Jatim selaku ketua panitia pendaftaran Polri Brigadir 2014."
Menurut Kombes Pol Rachmat Mulyana, pihaknya telah menerima lima laporan dari pendaftar Brigadir Polri yang tidak lolos yang menerima SMS penipuan itu.
"Untungnya segera melapor sehingga bisa kita cegah dan tidak sampai tertipu," kata mantan Kabid Humas Polda Jatim itu.
Ia menegaskan bahwa seluruh proses penerimaan Brigadir Polri sudah dilakukan secara transparan, sehingga jika masih ada masyarakat yang menerima SMS mengatasnamakan penerimaan Brigadir Polri untuk segera melaporkan ke Polda Jatim.
"Masyarakat jangan percaya dengan informasi seperti itu, semua langsung dikonfirmasi ke Polda Jatim. Saya tegaskan bahwa hal itu merupakan ulah sindikat penipuan," ujar Kombes Pol Rachmat Mulyana.
Apalagi, para bintara hasil seleksi saat ini sudah memasuki masa pendidikan di SPN masing-masing, baik di Jawa maupun luar Jawa, terhitung sejak tanggal 3 Juni 2014.
Tahun 2014, Polda Jatim menerima kuota Brigadir Polri sebanyak 378 bintara polki (polisi laki-laki) dan 722 bintara polwan (polisi wanita), lalu ada penambahan kuota 135 khusus untuk polki, sehingga total polki menjadi 513 orang.
"Kalau sekarang sudah tidak ada penambahan kuota lagi, karena mereka sudah mengikuti pendidikan sejak 3 Juni lalu," katanya.