Selasa 03 Jun 2014 21:47 WIB

Wabup Gunung Kidul Tinjau Pembuangan Sampah Argosari

Tempat Pembuangan Sampah
Foto: Antara
Tempat Pembuangan Sampah

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Wakil Bupati Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Immawan Wahyudi meninjau lokasi tempat pembuangan sampah di Pasar Argosari yang banyak dikeluhkan pedagang karena baunya yang tidak sedap dan saluran pembuangan rusak.

Immawan yang didampingi Kabag Humas dan Protokol Pemkab Gunung Kidul, Agus Kamtono, tidak hanya mendengar langsung keluhan pedagang, tetapi juga berada ditengah-tengah tumpukan sampah di komplek pasar tradisional terbesar di Gunung Kidul, Selasa.

"Ini masalah yang harus segera diatasi. Kami ingin kondisi pasar tradisional bersih dan sehat, jangan sampai dibiarkan sampah menumpuk hingga beberapa hari," kata Immawan Wahyudi disela-sela blusukan ditengah Pasar Argosari Wonosari.

Berdasarkan keterangan para pedagang, lanjut Immawan, masalah sampah memang dikeluhkan pedagang.

"Masalah ini terjadi karena banyaknya sampah yang diproduksi para pedagang, tidak diimbangi dengan angkutan untuk membuang sampah itu, sehingga menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap," kata Immawan.

Menurut Immawan, truk pengangkut sampah idealnya mengambil dua kali sehari. "Jadi jangan hanya sehari satu kali, seperti sekarang ini," kata dia.

Selain itu, lanjut Wabup, perlu dipisahkan antara sampah yang berasal dari pedagang ayam, sayuran dan yang lain. Sehingga tidak menimbulkan bau yang menyengat.

Tidak hanya itu, menurut Immawan, juga diperlukan tempat penampungan sampah yang kedua. Selama ini sampah bertumpuk menjadi satu lokasi yang menimbulkan bau tak sedap.

"Tentunya kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk Dinas Pekerjaan Umum (DPU)," kata dia.

Sebagaimana sebelumnya, harapan masyarakat dan pedagang terhadap pasar yang bersih dan sehat, belum sepenuhnya terkabul. Pasar Argosari Wonosari yang letaknya di jantung kota, justru dikeluhkan akibat bau sampah yang menyengat.

"Terkadang saya sendiri juga risih dan canggung ketika akan melayani pembeli, karena bau sampah yang kurang sedap," kata salah satu pedagang pakaian Pasar Argosari, Beni Sunaryo.

Beni mengatakan bau sampah paling mengganggu ketika siang hari. Sebab pada saat itu angin bertiup kencang dan membawa bau sampah yang kurang sedap.

Ia mengatakan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, sebenarnya sudah dilakukan pedagang, diantaranya secara mandiri membersihkan lokasi sekitar dagangan dari sampah.

"Selain itu, kami berulang kali melaporkan masalah bau sampah pada petugas pasar, hanya saja sampai sekarang belum ada tindakan nyata. Buktinya tumpukan sampah masih menggunung dan menimbulkan bau yang tidak sedap," kata Beni.

Keluhan yang sama juga disampaikan Wartini salah satu pedagang makanan dan minum teh ginastel. Bau sampah tersebut, secara otomatis membawa lalat yang secara langsung hinggap pada dagangannya.

"Akibatnya, saya banyak menerima teguran pembeli. Bahkan sering pembeli mengurungkan niatnya untuk jajan di tempat ini karena bau sampah," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement