Jumat 30 May 2014 17:15 WIB

Gubernur Jawa Timur: PSK Dolly Selama Ini Diperas Mucikari

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Citra Listya Rini
Suasana di Gang Dolly, Surabaya
Foto: Antara
Suasana di Gang Dolly, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo menekankan penutupan lokalisasi prostitusi Dolly di Surabaya harus dilakukan sesuai rencana yaitu 19 Juni 2014, yakni guna mengangkat hidup masyarakat Jawa Timur agar lebih bermartabat. 

Soekarwo mengakui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur terus berupaya mengangkat hidup masyarakat setempat, termasuk para pekerja seks komersial (PSK) Dolly agar lebih bermartabat. Salah satunya adalah secara bertahap menutup lokalisasi Dolly.

"Tanggal 19 Juni 2014 nanti Dolly ditutup," kata Soekarwo di Surabaya, Jumat (30/5). Ia menjelaskan, PSK sebenarnya adalah orang yang bingung.

Para wanita tuna susila di Dolly selama ini disebut Soekarwo diperas mucikari. "Hidupnya dililit hutang. Padahal mereka menginginkan hidup yang lebih bermartabat," ujar Soekarwo.

Karena itu, Soekarwo mengatakan Pemprov Jawa Timur tidak boleh lelah mengurus orang bingung seperti PSK. Pihaknya akan terus berupaya mengangkat hidup PSK supaya jadi lebih bermartabat. Para dai akan mendampingi dan membangun kembali moral mereka agar menjadi lebih bermartabat.

Selain itu, Pemprov Jawa Timur akan memberi keterampilan dan modal usaha. Tak hanya itu, warga yang selama ini menggantungkan hidup di Dolly akan dikumpulkan Pemprov Jawa Timur untuk diberi pengarahan dan bantuan modal usaha.

Sampai saat ini, kata Soekarwo, PSK Dolly yang ada di Jawa Timur sebanyak 1.082 orang. Sedikitnya ada 300 wisma yang tercatat ada di lokalisasi yang konon terbesar se-Asia Tenggara itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement