REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU-- Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan para pegusaha perkebunan yang merambah dan pembakar hutan harus ditindak tegas karena tidak ada di negara ini yang kebal hukum.
"Sudah merambah, membakar pula dan ini sangat merugikan negara, secara materi maupun fisik lingkungan," kata Menhut usai menghadiri acara penanaman pohon perdana Program Restorasi Ekosistem Riau (RER) di Pulau Muda, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis sore (22/5).
Ketika itu, Menhut menjawab pertanyaan wartawan terkait marakya perambahan hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Provinsi Riau. Berbagai sumber sebelumnya menyebut ribuan hektare hutan di kawasan tersebut telah beralih fungsi menjadi kawasan perkebunan dan pemiliknya selain pengusaha juga ada oknum TNI/Polri.
Menurut Zulkifli, kondisi itu tidak menyurutkan rencana penertiban kawasan TNTN yang saat ini begitu mengkhawatirkan. "Setiap tahun kebakaran hutan selalu terjadi di Riau. Triliunan rupiah uang negara habis untuk memadamkan kebakaran lahan ini," katanya.
Untuk itulah, lanjut kata dia, perlu upaya-upaya yang agresif agar para pelaku pembakar lahan dan perambah ini menjadi jerah dan tidak lagi bermunculan berambah-perambah lainnya yang kebanyakan para pendatang.
Peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Riau terjadi hampir setiap tahun sejak belasan tahun silam.
Ratusan ribu hutan yang terbakar itu saat ini dikabarkan telah beralih fungsi menjadi kawasan perkebunan, didominasi oleh kelapa sawit. Kebakaran hutan juga mendatangkan bencana kabut asap bahkan hingga menjangkau sejumlah negara tetangga seperti Sungapura dan Malaysia.
Tahun ini bahkan peristiwa tersebut telah merenggut dua nyawa dan mengakibatkan puluhan ribu jiwa lainnya mengalami gangguan pernafasan.