Kamis 22 May 2014 14:59 WIB

Begini Cara Manusia Gerobak Bertahan Hidup di Jakarta

Rep: c83/Elba Damhuri/ Red: Bilal Ramadhan
Manusia gerobak (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty Lalang
Manusia gerobak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Harus diakui, manusia gerobak, sebutan untuk warga yang tidak memiliki rumah dan tinggal di gerobak, banyak di Jakarta. Di wilayah Kampung Melayu, Jakarta Selatan saja sedikitnya ada 10 manusia gerobak.

Salah satunya adalah Agus (42 tahun) saat ditemui di bawah fly over Kampung Melayu mengatakan bahwa dalam satu hari ia bisa mendapatkan minimal Rp 50 ribu. Penghasilan tersebut ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. "Kalau memulung minimal satu hari bisa dapat Rp 50 ribu," kata dia saat ditemui Kamis (22/5).

Manusia gerobak lainnya, Iwan (32 tahun) yang ditemui sehabis membereskan hasil dari memulung mengatakan bahwa dalam satu hari ia hanya mendapatkan Rp 30 ribu saja. Padahal setiap harinya ia mengaku berkeliling ke daerah Cawang, Pancoran hingga Mampang.

Berbeda dengan Agus dan Iwan. Fatma (52) hanya memperoleh Rp 20 ribu per hari. Hal ini dikarenakan ia hanya memulung di sekitar kawasan Kampung Melayu. Selain itu Fatma juga belum memiliki gerobak sehingga ia hanya mengandalkan karung untuk mengumpulkan barang bekas.

"Karena nggak punya gerobak, jadinya cuma dapat segitu, kalau pakai gerobak kan bisa lebih banyak," ujar Fatma.

Pengeluaran rutin yang harus dikeluarkan oleh para manusia gerobak ini yaitu untuk makan, mandi dan mencuci pakaian. Untuk biaya kamar mandi mereka harus mengumpulkan Rp 2.000 untuk sekali mandi. Sedangkan untuk mencuci biaya yang dikeluarkan Rp 5.000. Biaya lainnya yaitu untuk makan, minum hingga membeli rokok.

Untuk mandi dan mencuci mereka mengandalkan kamar mandi terminal kampung melayu. Sedangkan untuk menjemur pakaian mereka mengandalkan gerobak dan pagar-pagar yang ada di terminal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement