REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dan calon wakil presiden Jusuf Kalla (JK) akan melakukan tes kesehatan yang merupakan persyaratan mengikuti pemilihan presiden pada, Kamis (22/5). Selain pemeriksaan fisik, pasangan capres-cawapres tersebut juga akan mengikuti tes kejiwaan.
Menurut Jokowi, tes kejiwaan tersebut yang dia rasa paling rumit. "Tes kejiwaan itu karena ada angka-angka. Pusing, kayak diaduk-aduk (kepalanya)," ujar pria yang masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta tersebut.
Senada dengan Jokowi, JK juga menganggap bahwa tes kejiwaan adalah bagian dari tes kesehatan yang paling sulit. "Pokoknya yang menyebabkan pusing. Ditanya, kemudian mereaksi gitu," kata wakil presiden periode 2004-2009 tersebut.
Seperti diketahui, Jokowi-Jk sudah mendaftarkan diri sebagai pasangan capres-cawapres pada Senin (19/5). Setelah mendaftarkan diri, mereka harus mengikuti serangkaian tes kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta.
Rangkaian pemeriksaan kesehatan yang akan dijalani pasangan capres-cawapres tersebut meliputi pemeriksaan sejarah kesehatan, kondisi internal tubuh, psikiatrik, pemeriksaan penunjang, serta tes darah dan urine.
Untuk pemeriksaan satu orang calon, Komisi Pemilihan Umum mengucurkan dana Rp 75 juta. Dana sebesar itu digunakan untuk membiayai tes kesehatan yang melibatkan 42 dokter.