REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Sleman menyiapkan skenario mitigasi untuk penyelenggaraan ujian nasional (UN) tingkat SD/MI yang mulai digelar Senin (19/5).Hal ini dilakukan karena Gunung Merapi masih berstatus waspada. Sebanyak lima SD di lereng Gunung Merapi akan menggelar UN di sekolah lain yang lokasinya lebih rendah jika kondisi dinilai tidak aman.
"Kami sudah koordinasi dengan kepala sekolah SD di lereng Merapi, ada lima SD yang akan bergabung dengan sekolah lain untuk antisipasi kalau dibutuhkan," ujar Kepala Disdikpora Sleman, Arif Haryono dikonfirmasi Ahad (18/9).
Kelima SD yang berada di lereng Merapi tersebut yakni SD Glagaharjo, SD Srunen, SD Kepuharjo, SD Umbulharjo, dan SD Umbulharjo 2. Jika kondisi berbahaya, siswa di SD Glagaharjo akan bergabung dengan SD Bronggang. Siswa SD Srunen akan digabungkan dengan SD Muhammadiyah Cepit. Siswa SD Kepuharjo akan bergabung dengan SD Kiaran 1. Sementara, siswa dari SD Umbulharjo akan mengerjakan soal UN di SD Kiaran 2.
Untuk siswa SD Umbulharjo 2, tidak akan bergabung dengan SD lain. Jika kondisi tidak aman, siswa dari SD tersebut akan mengerjakan soal UN di SMKN Cangkringan.
"Kami sudah hitung dan tempatnya cukup," ujar Arif.
Meski demikian, penyelenggaraan UN dalam kondisi berbahaya Merapi akan fleksibel. Siswa dapat mengikuti UN di SD terdekat dengan barak pengungsian. "Karena siswa SD masih mengikuti orangtua, kalau barak pengungsian berada di Bronggang, siswa bisa ikut UN di Bronggang," terang Arif.
Skenario tersebut akan berdampak terhadap 127 siswa yang menjadi peserta UN SD di lereng Merapi. SD Galagaharjo mencatatkan 24 peserta UN tahun ini, SD Srunen 20 siswa, SD Kepuharjo 32 siswa, SD Umbulharjo 15 siswa, dan SD Umbulharjo 2 sebanyak 36 siswa. Dari kelima SD tersebut, SD Srunen terletak paling atas.
Kabupaten Sleman mencatat sebanyak 14.590 peserta ujian akhir sekolah daerah (UASDA) tahun ini. Mereka berasal dari 518 sekolah. Kabupaten Sleman menyiapkan 965 ruang dan 1.930 pengawas. Untuk UN SD, penyelenggara berasal dari pemerintah provinsi masing-masing.
Dari peserta UN tersebut, sebanyak tujuh siswa dari tiga sekolah memiliki keterbatasan penglihatan (low vision). Arif mengaku pihaknya sudah meminta soal bagi mereka memiliki huruf yang diperbesar. "Kami sudah memintakan ke pemerintah provinsi yang mengadakan soal UN SD," ujarnya.
Sementara itu, Kasi Kurikulum dan Kesiswaan TK dan SD Disdikpora Sleman, Subardi mengatakan soal UN sudah didistribusikan pada Sabtu (17/5) ke Unit Pelaksana Teknis Pendidikan di 17 kecamatan. Dia meminta siswa percaya diri dalam mengerjakan soal UN. "Jangan percaya bocoran jawaban," ujarnya.