REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal mempunyai markas baru. Pagi tadi Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri memimpin langsung penarikan tiang pancang pembangunan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
"Alhamdulillah bisa dibangun kembali. Ini jejak sejarah 27 Juli noda hitam sejarah Indonesia," Jum'at (16/5). Sejarah 27 Juli 1996 adalah cerita pahit kepemimpinan Megawati sebagai Ketua Umum PDI.
Ketika itu Megawati dan pendukungnya diusir kelompok pro Soerjadi yang didukung Soeharto dari kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. "Pemerintah waktu itu melakukan langkah represif," ujar Megawati.
Megawati menyatakan sampai sekarang masih banyak persoalan dalam kasus 27 Juli yang belum tuntas secara hukum. Ia sempat menyinggung sikapnya saat menjadi presiden yang terkesan membiarkan kasus 27 Juli tetap misteri.
Menurut Megawati, sikapnya itu karena tidak mau mengintervensi masalah hukum. "Pengadilan 27 Juli belum selesai," ujarnya.
Megawati mencium ada keterlibatan militer saat itu dalam kasus 27 Juli. Maka itu Megawati mengusulkan agar penyelesaian kasus 27 Juli menggabungkan pengadilan sipil dan militer. Megawati juga mengajak keluarga korban mengungkapkan kembali fakta-fakta yang berkaitan dengan peristiwa.
"Karena pada waktu itu semua dokumen partai praktis dihancurkan. Kita kehilangan jejak mengumpulkan kembali data korban," katanya.
Pembangunan gedung baru PDIP akan menggunakan dana dari gotong royong partai. Megawati menyatakan Tidak ingin menggunakan dana tidak sehat. "Kami membuka dompet sukarela, bagi seluruh sukarela yang mau membantu mendonasikan," ujarnya.