Rabu 14 May 2014 16:18 WIB

Cerita Megawati Soal Imin, Si Anak yang Hilang

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
 Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menyampaikan orasi politik saat kampanye akbar di Alun Alun Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (5/4).
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menyampaikan orasi politik saat kampanye akbar di Alun Alun Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (5/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri mengaku kurang "sreg" jika memanggil Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dengan sebutan "Pak Muhaimin". Menurutnya, panggilan "Pak Muhaimin" membuat kesan ada jarak di antara mereka. 

"Kalau saya panggil Bapak Muhaimin, hilang persaudaraan," kata Megawati dalam pidato deklrasi koalisi PDIP-Nasdem-PKB di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5).

Diam-diam Megawati punya panggilan khusus untuk Muhaimin yaitu "Imin". Nama Imin, terang Megawati, berarti si anak yang hilang. Soal ini Megawati punya cerita sendiri. "Saya sebetulnya panggil Imin. Itu anak yang hilang. Kenapa?," ujar Megawati mengawali cerita.

Suatu hari, katanya, bertemu muka dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Kepada Megawati Gus Dur berpesan agar Megawati menjaga dua orang keponakannya. "Mbak tolong ada dua ponakanku yang dirawat sama sampean," Megawati menirukan pesan Gus Dur.

Mendengar permintaan itu Megawati merasa heran. Dia bertanya balik kepada Gus Dur. "Lah Gus apa keponakannya itu masih kecil sehingga saya yang mesti rawat," tanya Megawati.

"Bukan anak kecil," kata Gus Dur.

"Lah lalu siapa," sahut Megawati.

"Itu Muhaimin dan Syaifullah (Gus Ipul)," jawab Gus Dur.

Jawaban Gus Dur makin membuat Megawati heran. Sebab menurutnya Muhaimin dan Gus Ipul sama-sama sudah dewasa dan bisa menjaga diri. Lantas kenapa ia yang mesti diberi beban menjaga Muhaimin dan Gus Ipul.

Gus Dur mengatakan bahwa Muhaimin dan Gus Ipul adalah tipikal orang yang menggebu-gebu dalam segala urusan. Kedua orang itu pun seringkali keliru dalam mengambil keputusan. 

Barangkali Gus Dur merasa Megawati memiliki kesabaran dan ketelatenan dalam mendidik seseorang. "Dua orang itu senengnya menggebu-gebu tapi salah," kata Megawati yang langsung disambut tawa oleh Muhaimin dan sejumlah hadirin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement