REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menanggapi informasi seorang pasien meninggal di RS Adam malik Medan sepulang umrah, Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengaku sudah mendengar selentingan kabar tersebut. Namun, ia belum bisa memastikan bahwa pasien tersebut positif terjangkit MERS-CoV.
“Saya sudah dengar laporan itu, bahwa ada korban yang diduga meninggal akibat MERS,” katanya melalui sambungan telepon, Senin (5/5).
Laporan tersebut, kata Ali, akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan, untuk memastikan apakah jenazah positif terjangkit virus MERS-CoV atau tidak. Ali menuturkan, sebelumnya beberapa kali kasus pelaporan meninggal yang diduga disebabkan MERS-CoV.
Laporan tersebut berasal dari daerah Jawa Tengah, Batam, Daerah Istimwea Yogyakarta, Riau dan Medan. Dugaan dipicu kecurigaan masyarakat sebab jenazah baru pulang dari tanah suci. “Namun setelah kita periksa, ternyata hasilnya negatif,” katanya.
Sampai dua hari yang lalu, lanjut Ali, semua laporan yang kita tindaklanjuti dan dites laboratorium hasilnya negatif. Untuk kasus terbaru di Medan, ia akan segera melakukan pemerisaan. Sampel jenazah berupa cairan tubuh akan dikirim dari Medan ke Jakarta untuk diuji laboratorium. Proses pengecekan dan pemeriksaan akan memakan waktu kurang dari satu minggu.
Sampai saat ini, kementrian Kesehatan terus melakukan aksi pencegahan dengan melayangkan surat edaran ke seluruh dinas kesehatan di rumah sakit se-Indonesia. Kementrian juga telah melakukan pembinaan terhadap rumah sakit yang memiliki dasilitas dan kemampuan isolasi flu burung. “Tentu kita juga memberikan sosialisasi kepada calon jamaah haji dan umrah agar mereka bisa waspada dan terhindar dari MERS-CoV,” lanjutnya.