Senin 05 May 2014 17:38 WIB

Meski Sekolah Internasional, Pendidikan Agama Tetap Penting

  Ketua Dewan Pimpinan MUI bidang Pemberdayaan Perempuan, Tutty Alawiyah (kanan) bersama Wakil Sekertaris Jenderal MUI, Welya Safitri memberikan pernyataan sikap pelaksanaan jilbab bagi Polwan di Gedung MUI, Jakarta, Jumat (20/12).   (Republika/Agung Supri
Ketua Dewan Pimpinan MUI bidang Pemberdayaan Perempuan, Tutty Alawiyah (kanan) bersama Wakil Sekertaris Jenderal MUI, Welya Safitri memberikan pernyataan sikap pelaksanaan jilbab bagi Polwan di Gedung MUI, Jakarta, Jumat (20/12). (Republika/Agung Supri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai pendidikan agama penting diberikan kepada anak sejak dini sehingga turut membentuk karakter anak di masa depan.

"Saya pikir kurikulum agama perlu," kata Ketua MUI bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga Tutty Alawiyah di Jakarta, Senin (5/5).

Terkait kasus kekerasan seksual yang terjadi di Jakarta Internasional School (JIS), menurut Tutty, terjadi kecolongan. Menurut dia, meskipun sekolah itu berlabel internasional, tetap perlu diberi pelajaran mengenai agama, terlebih lagi di Indonesia yang sebagian besar penduduknya Muslim.

"Seperti JIS, di programnya saja tidak sama dengan kita, tidak ada pelajaran agama," katanya. Selain itu, juga perlu adanya pelajaran mengenai budaya bangsa dan bahasa setempat untuk lebih mengenal karakter negara tersebut.

Tutty juga mengimbau para ibu untuk waspada dan benar-benar memantau pendidikan anak di sekolah, karena sebagian besar kasus kekerasan seksual pelakunya adalah orang dekat atau dikenal, seperti kasus JIS yang melibatkan petugas kebersihan.

"Para ibu jangan penyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah, tapi juga harus turut berperan mendidik anaknya," tambah dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement