Senin 05 May 2014 14:25 WIB

Kasus Kekerasan Siswa, Ahok Minta Guru Lebih Peka

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Bilal Ramadhan
Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kasus kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak hingga menyebabkan temannya tewas mengundang perhatian Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Pria yang akrab disapa Ahok tersebut mengaku prihatin dengan perubahan sikap anak usia sekolah yang menurutnya makin mengerikan.

Akibat kejadian tersebut, dia mengatakan bahwa kepala dinas pendidikan sudah menginstruksikan pada semua guru agar lebih peka pada  siswa. Ahok mengatakan, guru, sebagai pengganti orang tua di sekolah, harus memberikan perhatian ekstra apabila terjadi perubahan perilaku pada siswa.

"Guru itu malah harusnya tahu kalau wajah anak berubah jadi kuning," ujar mantan Bupati Belitung Timur tersebut, Senin (5/5).

Selain menekankan pentingnya perhatian guru, Ahok juga mengatakan bahwa anak-anak perlu taman bermain sebagai sarana mengaktualisasi diri. Sehingga, energi anak tidak disalurkan pada sesuatu yang negatif. Menurut Ahok, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera membuat taman di kampung-kampung padat penduduk. Pemprov, kata dia, akan membeli tanah warga untuk dijadikan taman.

"Yang mempunyai tanah agak besar, mau 50 meter mau 100 meter, bisa dijual ke Pemprov. Mau kita jadikan ruang main untuk anak-anak, karena ini penting. Misalnya dia mau kasih nama tamannya 'Taman Budi' tidak apa-apa," ujar mantan anggota DPR RI tersebut.

Ahok mengatakan, alih fungsi lahan perumahan menjadi taman yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah di bekas rumah mantan Gubernur DKI Jakarta Henk Ngatung. Menurut Ahok, keluarga Henk Ngatung sudah bersedia menjual rumah mereka yang berada di Jalan Dewi Sartika kepada Pemprov DKI.

Seperti diketahui, seorang siswa kelas 5 SD, Renggo Khadafi (11) tewas pada Ahad malam (4/5). Sebelum tewas, bocah yang tinggal di Jalan Asri RT 007/10, Kelurahan Halim Perdana Kusuma, Makassar, Jakarta Timur tersebut menderita sakit setelah dipukuli oleh kakak kelasnya. Renggo sempat bercerita, peristiwa pemukulan terjadi karena kakak kelasnya yang berinisial S tidak terima Renggo menyenggol minumannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement