Kamis 01 May 2014 01:50 WIB

BKPPM Surabaya 'Comblangi' UKM dengan Pengusaha

Rep: RR Laeny Sulistywati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Usaha kecil menengah/UKM (ilustrasi)
Foto: Antara
Usaha kecil menengah/UKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM) Kota Surabaya memfasilitasi temu usaha kecil dan menengah (UKM) Surabaya dengan pengusaha sebagai salah satu langkah untuk memajukan dan menyejahterakan UKM.

Kepala Bidang Kerjasama dan Promosi BKPPM Surabaya, Witarko Agung Samudra mengatakan, kegiatan tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2011 lalu.

“Kegiatan ini bertujuan supaya investor bisa mengetahui secara detail UKM yang ada di Surabaya,” katanya saat acara temu usaha dalam rangka penandatanganan kesepakatan kemitraan antara UKM dan pengusaha tingkat provinsi serta nasional, di Surabaya, Rabu (30/4).

Tujuannya, kata Witarko, yaitu untuk memfasilitasi UKM untuk bisa bertemu dengan pengusaha maupun investor. Diharapkan pertemuan itu mampu mendorong adanya kemitraan dan kerjasama dengan mensinergikan program kerja pemerintah kota (Pemkot) di bidang penanaman modal. Kegiatan tersebut juga diharapkan mampu meningkatkan peran serta UKM di bidang penanaman modal dalam rangka pemerataan usaha dan kepemilikan akses produktif.

“Sehingga tercipta UKM yang berkualitas, tangguh serta mandiri dalam segi SDM, produk, manajemen, dan teknologi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BKPPM Surabaya, Eko Agus Supiadi Sapoetra mengatakan bahwa menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Pemkot Surabaya akan mempersiapkan UKM untuk mampu bersaing. Langkah-langkah itu diantaranya pada tahun 2011 BKPPM melakukan kemitraan dengan peemerintah daerah (pemda) di Indonesia. Kemudian di tahun 2012 kemitraan dilakukan dengan menggandeng pengusaha besar di Surabaya.

“Pada tahun 2013 kita mencoba jalin kemitraan usaha dengan pengusaha besar yang memiliki akses internasional. Hasilnya dari empat UKM yang melakukan kemitraan, hampir semuanya berhasil dan sekarang sudah naik satu tingkat menjadi usaha menengah,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, salah satu UKM yang memproduksi tas berbahan enceng gondok sudah berhasil ekspor ke Swedia. UKM itu sampai mulai kewalahan menerima pesanan.

“Hal itu menunjukkan kalau kualitas produksi UKM Surabaya tidak kalah dengan negara lain,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement