REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) memiliki analisis tersendiri soal proses koalisi. Dia menilai, arah koalisi sebenarnya sudah mulai terbaca. Hanya saja, masih belum adanya pengumuman resmi itu lebih sekadar dinamika politik.
Menurut dia, ada satu petunjuk koalisi dapat tercipta. Merujuk hubungan baik antara pimpinan parpol, maka hal itu dapat dijadikan patokan bakal terciptanya sebuah koalisi.
Kalau ketua umum parpol sudah tidak sejalan, kata dia, hampir mustahil bisa bergandengan tangan. Kecuali ada hal di luar dugaan yang bisa mencairkan hubungan yang beku.
"Nanti koalisi akan menemukan chemistry masing-masing. Ketua umum yang tidak sejalan, pasti akan ambil koalisi dengan partai lain," kata Soetrisno dalam diskusi di Universitas Paramadina akhir pekan lalu.
Menurut Soetrisno, koalisi adalah keniscayaan untuk meraih kemenangan. Karena itu, buat apa berkoalisi kalau peluang menangnya kecil. Rencana Presiden SBY membuka hubungan komunikasi dengan Megawati Soekarnoputri juga dianggapnya tidak akan membuat kedua parpol itu bisa sejalan.
Partai Demokrat, kata dia, sangat berpeluang berkoalisi dengan partai yang memiliki kedekatan dengan mereka. "Demokrat dan PDIP mana mungkin koalisi. PAN kan bagian dari Demokrat, kira-kira Demokrat ke mana ya ikut saja dia," prediksi Soetrisno.