REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara berhasil menekan angka jangkitan penyakit malaria maupun penyakit lainnya yang bersumber dari nyamuk seperti demam bardarah dan cikungunya.
"Deliserdang berhasi menekan angka jangkitan penyakit yang bersumber dari nyamuk dengan perbandingan 1/100 penduduk atau 0,008/1000 penduduk," kata Kepala Dinas Kesehatan Deliserdang dr Aida Harahap yang dihubungi dari Medan, Sabtu.
Ia saat ini sedang berada di Jakarta mendampingi Bupati Deliserdang Ashari Tambunan yang menerima "sertifikat eliminasi malaria" dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia dr. Nafsiah Mboi pada rangkaian peringatan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) dan Peringatan Hari Malaria Sedunia (HMS).
Meskipun saat ini Deliserdang telah mendapatkan perestasi yang menggembirakan tersebut , tetapi ia meminta semua pihak harus tetap waspada serta berupaya untuk terus menekan angka jangkitan penyakit akibat nyamuk.
"Bahkan menghapuskan perkembangan nyamuk dengan melakukan gerakan kebersihan yang terkoordinasi dengan instansi terkait bersama masyarakat, dan tidak lupa selalu menerapkan 3 M yakni menguras, menutup dan mengubur agar nyamuk aedes aegypty tidak berkembang," katanya.
Selan kepada Kabupaten Deliserdang, penghargaan yang sama juga diberikan kepada 45 orang bupati/wali kota mewakili 212 kabupaten / kota se-Indonesia yang termasuk sebagai penerima sertifikat.
Acara juga dirangkai dengan seminar tentang malaria serta pendeklarasian eliminasi malaria untuk 212 kabupaten/kota dan akselerasi pengendalian malaria di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan NTT.
Dengan pedeklarasian eliminasi malaria serta akselerasi pengendalian malaria itu, Menkes berharap secara bertahap seluruh provinsi di Indonesia akan terbebas dari malaria.
"Kita pantas bersyukur karena kita telah diberikan ilmu pengetahuan untuk mencegahnya, hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, sehingga ke depan tidak akan muncul lagi penyakit malaria baru," kata Menkes.