Jumat 25 Apr 2014 17:09 WIB

Hanura Sarankan HT Mundur, Loh Kok?

Wiranto (kiri)- Hary Tanoesoedibjo (kanan)
Foto: republika/prayogi
Wiranto (kiri)- Hary Tanoesoedibjo (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura Kristiawanto menyarankan agar Hary Tanoesoedibjo mundur sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) karena gagal memenangkan partainya pada Pemilu 2014.

"Penghitungan suara menunjukkan suara Hanura belum cukup untuk mengusung calon presiden karena kegagalan Bappilu yang diketuai Hary Tanoe. Kalau perlu, dia mundur dan kembali menjadi pengusaha," kata Kristiawanto di Jakarta, Jumat.

Kris menilai Bappilu tidak menjalankan berbagai kebijakan DPP Partai Hanura yang sudah ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Nasional terkait dengan pemenangan pemilu. Dia mencontohkan Bappilu tidak menjalankan gerakan pendampingan caleg dan gerakan memperkuat kader partai yang berimbas target suara tidak tercapai.

"Harusnya Bappilu menjalankan konsep pemenangan di 77 daerah pemilihan, artinya tiap dapil harus mendapat minimal satu kursi," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, Bappilu Hanura lemah dalam menggerakkan mesin partai karena dikelola orang yang minim pengalaman dalam politik dan tidak paham semangat perjuangan partai. Dia mengatakan bahwa para saksi partai di daerah tidak diberdayakan, bahkan tidak dibayar sehingga berdampak pada perolehan suara partai. Bahkan, menurut Kris, para saksi membuat gerakan untuk tidak memilih Hanura sebagai ekspresi kekecewaan kepada Bappilu.

"Semua strategi sudah ditetapkan dan hanya dijalankan saja oleh Bappilu. Namun, ternyata tidak dan itu bentuk ketidakkonsistenan Bappilu dalam menjalankan amanah partai," katanya.

Dari target memperoleh minimal satu kursi dari 77 dapil, kata dia, Hanura hanya memperoleh di 17--20 dapil berdasarkan pemantauan suara internal. Hal itu menurut dia jauh dari target partai sehingga dirinya menyarankan HT mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada partai dan kader.

"Apabila HT berjiwa besar, lebih baik mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral, terlebih sudah terbukti tidak mampu memenangkan partai pada Pemilu 2014," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement